ANTARA PILIHAN, DIPILIH DAN MEMILIH SAMPAI KE NEGERI CHINA
Mansur Pelawi, M.Pd
*Sumatera Utara*
Tahun 2018 adalah salah satu tahun terindah dari banyak catatan indah dalam perjalanan hidup dan karier saya, karena di tahun tersebut tepatnya di Bulan Juli saya dinobatkan sebagai Juara I Guru Berprestasi Tingkat Sumatera Utara. Sungguh ini suatu anugerah dan sangat bersykur karena saya sadar siapa saya, bagaimana kualitas saya, dan bagaimana pelayanan di bidang pendidikan, sama sekali belum layak untuk menerima predikat guru terbaik.
Dampak dari Juara I Guru Berprestasi di Sumatera Utara sangat mengesankan dan semakin menambah rasa syukur dan belajar merendahkan diri. Dampak tersebut antara lain berkenalan dengan beberapa rekan guru dari kabupaten lain di Sumatera Utara yang ramah dan saling suport. Hal lainnya adalah diberi kesempatan mewakili guru Provinsi Sumatera Utara di Tingkat Nasional tepatnya di Bulan Agustus 2018 (Jakarta) sehingga bertemu, berkenalan, bersaudara dengan rekan-rekan guru dari 34 provinsi di Indonesia. Sungguh ini suatu berkat dan anugrerah yang luar biasa dan akan menjadi kenangan indah seumur hidup, karena kebersamaan dengan guru-guru lain se Indonesia sangat terasa jiwa kekeluargaan, dalam bersaing justru saling mendukung satu dengan lain dalam canda dan tawa.
Ternyata,………….. berkat, anugerah, dan kebahagiaan karena dampak dari terpilih sebagai Wakli Guru Sumatera Utara tidak berhenti hanya sampai di Jakarta. Di awal tahun 2019 sudah mulai terdengar berita, desas-desus, gosip, dan berbagai candaan teman-teman di grup Whatsapp Guru Berprestasi se-Indonesia, bahwasanya pemerintah melalui Kemdikbud akan mengirim beberapa guru Indonesia ke Luar Negeri untuk study banding. Ada tiga negara yang dikabarkan menjadi tujuan para guru belajar, yakni Negara Belanda, Australia, dan China. Jujur kabar tentang study banding ini membuat gejolak baru dalam pikiran karena mulailah sifat manusiawi muncul. Apakah akan ikut terpilih lagi ke luar negeri?? Jika terpilih apakah boleh memilih ke negara mana??? Angan-angan ingin memilih ke Belanda atau Australia karena di tahun 2010 saya sudah pernah ke negara China menikmati Bonus dari salah satu perusahaan Multi Level Marketing (MLM).
Akhirnya semua terjawab, saat panitia dari Kemdikbud menghubungi bahwa saya salah satu terpilih mewakili Guru Indonesia untuk belajar ke China. Pertama mendengar kabar ini tentu senang dan bersyukur bisa dipilih karena tidak semua rekan guru dari 34 Provinsi yang ikut ke luar negeri, tetapi keegoisan sebagai manusia pun muncul karena setelah dipilih ingin pula memilih. Awalnya kecewa karena akan dikirim ke China, sementara saya sudah pernah ke China dan mengunjungi Xianment, Beijing, dan Shanghai. Tetapi,……….. ternyata kekecewaan itu semua terbayar dengan kebahagiaan, keseruan dan keharuan yang sangat membekas sampai selamanya.
Berangkat malam dari Indonesia (Jakarta) menuju China dan transit di Hongkong sampai akhirnya mendarat di Provinsi Jiangsu dengan tujuan utama kami adalah Kota Xuzhou. Kami sampai bandara dengan cuaca yang sangat ekstrim, dingin sekali, angin kencang bercampur butiran salju dan disambut oleh perwakilan universitas tempat kami akan belajar. Sambutan pertama sesampai di China sudah mengalami hal unik dan menggelitik karena wakil universitas yang menjemput kami ternyata seorang mahasiswa pasca sarjana yang berasal dari negara Yaman bernama Abdul Rahman Barman. Unik dan menggelitik karena Barman yang fasih berbahasa China dan Inggris harus komunikasi dengan saya yang dipilih teman-teman sebagai Ketua Rombongan pada saat itu. Saya tidak paham bahasa China dan tidan lancar berbahasa Inggris, maka jadilah bahasa isyarat tetapi untungnya antara teman saling membantu satu sama lain dalam berkomunikasi. Kami ternyata ditempatkan di CUMT (China University of Minning and Technology) di kota Xuzhou yang telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia. Kota ini sangat indah, rapi, bersih, ramah, dan sangat nyaman walaupun pada saat itu cuaca sangat ekstrim dan menjadi pengalaman baru karena belum pernah mengalami cuaca seperti itu di Indonesia.
Kesan pertama bertemu dengan orang-orang China khususnya guru, dosen, dekan dan mahasiswa dari CUMT sangat menyenangkan. Terutama “Trio Angel” kami yang selalu setia menemani dalam setiap aktivitas kami yakni Barman (dari Yaman) Patteson Phades (dari Camerun) dan Chano (dari Mozambig). Sungguh satu anugerah bisa berkenalan dengan mereka karena banyak nilai positif yang bisa diambil dari sikap dan pelayanan mereka yang luar biasa sehingga saya mengatakan mereka berhati malaikat. Mereka sangat tulus, setia, ikhlas dan tidak pernah lelah serta mengeluh melayani kami. Selalu tersenyum, ramah, dan tidak mengenal waktu untuk membantu sehingga dalam hitungan hari terasa sangat dekat dan kompak walau pun komunikasi tidak terlalu lancar secara bahasa.
Tidak ada hari yang tidak menyenangkan dan berkesan selama tinggal di China. Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan yakni: Pertama belajar tentang pendidikaan di China khususnya Provinsi Jiangsu, mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA serta Universitas. Kedua merupakan kunjungan kebudayaan, yakni kami mengunjungi berbagai tempat bersejarah di provinsi tersebut yang sudah ada sejak ribuan tahun silam, tetapi tetap dijaga dengan baik.
Kegiatan Ketiga adalah kunjungan wisata yang sangat menyenangkan baik wisata alam maupun wisata buatan/ budaya. Hampir setiap tempat yang dikunjungi ditata dengan rapi dan sangat indah, karena di setiap sudut kota ada berbagai jenis pepohonan dan bunga yang ditanam dan dirawat dengan baik. Tidak pernah mengalami kemacetan di jalan raya walaupun negeri mereka dikenal sebagai negara dengan penduduk terpadat di dunia.
Cara hidup mereka sangat modern, ramah, displin dan berbaur dengan berbagai etnis dan ras dunia. Makanan, minuman, dan buah-buahan yang ditawarkan sangat murah, higienis, segar dan enak tentunya. Hal unik lainnya adalah ketika sore hari selesai belajar atau kunjungan kebudayaan, saya dan teman-teman yang heboh sudah pasti merencanakan untuk “menculik” Barman, Patesson dan Chano agar mengantar kami jalan-jalan, shopping atau sekedar makan di kantin. Kebersamaan kami sungguh tak terkira bahagia, penuh canda dan tawa (lupa umur) dan lucu sekali karena kami seperti bebek yang berjalan bergerombol dimana pemimpin para “bebek” adalah Barman atau Patteson.
Tetapi akhirnya,…….mau tidak mau kami harus pulang karena “jatah negara” sudah habis, wkwkwk…… dan harus kembali ke Indonesia dan ke kampung (provinsi) masing-masing. Perpisahan antara China dan Indonesia pada saat itu sangat mengharu biru karena penuh dengan pelukan dan air mata. Malam sebelum berangkat pun saya pribadi tidak bisa menahan air mata, karena tiga saudara, sahabat, “malaikat” saya (Barman, Patteson, Chano) mengajak bertemu, memberikan cendramata, memberi pelukan dengan air mata pesaudaraan.
Keesokan harinya saat semua sudah di Bandara, keharuan lebih dahsyat terjadi seperti dalam film India atau Korea yang mengharu biru. Barman dan Patteson serta kami berpelukan dalam tangis seakan tidak ingin berpisah satu dengan lain. Masih terbayang saat Barman berkata sambil memeluk dan menangis; “Mr Pelawi, We have to meet again, Amin” dan yang diluar dugaan si hitam manis dari Camerun (Patteson) berkata dengan pelukan dan air mata : “Want you to be my daddy???”. Sampai sekarang saya masih tetap komunikasi dengan mereka di tengah kesibukan melalui chatting dan video call sebagai seorang saudara dan Ayah dengan Anak. Thanks my Lord, my goverment, my friends and my angel. One day we’ll meet again, Amennnn……..
Manntab joz
Waktu terus berputar, maka menulislah
Malam ini saya belum mengantuk. Saya baca nama saya belum ada di deretan nama penulis di wa group rumah virus Corona eh literasi.
Saya sibuk sekali hari ini untuk membuat kata pengantar kawan-kawan guru yang sudah menyusun bukunya untuk diterbitkan oleh penerbit. Mereka adalah para peserta pelatihan guru menulis di PGRI.
Kata demi kata saya tuliskan agar sesuai dengan tema atau judul bukunya. Walaupun saya harus jujur. Kata pengantar buku yang saya buat tidak sebagus bapak Doktor Ngainun Naim dan Doktor much Khoiri.
Mereka berdua adalah guru menulis saya dan berharap tahun depan sudah ada gelar profesor di depan namanya. Sebab mereka sudah layak untuk mendapatkan gelar guru besar tersebut. Buku yang mereka terbitkan sudah banyak sekali. Belum termasuk jurnal ilmiah internasional yang mereka publikasikan.
Beda dengan saya. Guru besar blogger Indonesia yang saya ciptakan sendiri untuk mendapat personal branding, karena badan saya yang besar hahaha. Guru yang berbadan besar hahaha.
Tadi sempat juga melirik desertasi yang belum selesai. Padahal begitu banyak hasil penelitian yang siap dituliskan sebagai laporan penelitian tindakan atau action research.
Entahlah saya masih ingin disebut mahasiswa. Biar istri saya senang bisa tidur dengan mahasiswa hahaha.
Tapi sekarang saya pisah kamar dulu untuk sementara waktu. Dokter Silvi menyarankan agar kami pisah kamar dulu sampai istri sudah dinyatakan negatif covid-19 oleh puskesmas Jatibening, kota Bekasi.
Alhamdulillah saya dan anak saya sudah negatif covid-19 dan kami akhirnya pisah kamar untuk sementara waktu.
Berlian di kamar depan.
Istri di kamar tengah
Saya di kamar belakang dan berteman dengan nyamuk-nyamuk nakal. Hehehe
Sebenarnya nyamuknya tidak nakal. Tapi kawan-kawannya ini loh yang nakal. Mereka menghisap darah saya di saat saya lengah. Kalau nanti sampai ada yang hamil, saya tidak akan bertanggung jawab. Karena anak nyamuk itu bukan darah daging saya hahaha.
Malam ini seru juga ikut pelatihan menulis bersama mas Aris Ahmad Jaya. Beliau saya kenal sebagai Mr. Sugesti Power Indonesia.
Kawan kawan yang baik, monggo silahkan Klik siaran ulang di http://www.youtube.com/watch?v=gWrh-Hp5RlY,
Materinya Rahasia kedahsyatan menulis bersama motivator nasional Aris Ahmad Jaya. Sayang masih kurang waktu tanya jawabnya. Jadi masih kurang terasa interaksinya. Begitulah bu Aam curhat pada saya malam ini.
Selama isolasi mandiri, saya sudah membuat 2 buah buku. Pertama buku agar pjj tak lagi membosankan dan kedua buku awas corona mengintai anda.
Alhamdulillah buku agar pjj tak lagi membosankan sudah dipesan 120 orang guru dan dosen dari seluruh Indonesia. Begitulah laporan bang Dian Kelana yang mengirimkn bukunya ke jne. Beliaulah yang banyak membantu saya dari mulai menyusun buku hingga buku tersebut dikirimkan kepada para pemesan.
Sementara itu saya hanya bisa meninggalkan jejak jemari di masa pandemi covid-19 dari rumah. Kami sekeluarga tak bisa keluar rumah selama menjalani isolasi mandiri.
Alhamdulillah ada pertolongan datang dari pak Mukminin dari Lamongan. Beliau membantu menerbitkan buku Awas Corona Mengintai Anda. Alhamdulillah sudah ada 10 guru yang pesan dan semoga terus bertambah pemesan bukunya.
Bila buku tersebut laku dan banyak yang pesan, rencana akan saya salurkan untuk kawan-kawan yang mengalami kesulitan. Terutama buat mereka yang terpapar covid-19.
Selama saya sakit dan menjalani isolasi mandiri, tak ada pemasukan lain selain gaji pokok sebagai guru. Tentu saja pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding.
Namun saya harus bersyukur karena banyak orang baik yang memberikan pertolongan. Mereka datang bagaikan malaikat yang dikirimkan Allah dari surga.
Dalam kesulitan itu ada orang yang baik hatinya menolong kami sekeluarga. Semoga semakin bertambah rezekinya dan Allah membantu mereka yang sedang dalam kesulitan seperti apa yang kami alami.
Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Itulah janji Allah dalam Al quran dan saya sudah membuktikan itu.
Waktu terus berputar dan bumi bergerak sesuai porosnya. Ada siang dan ada malam. Mulailah menulis kisah hidupmu. Supaya banyak orang tercerahkan dari tulisanmu.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com
Alhamdulillah…Akhirnya Om Jay dinyatakan negatif hasil SWABnya….semua krn Allah yang mengijinkan…Insya Allah Istri Om Jay juga swgera dinyatakan negatif…Aamiin Yaa Rabb 🤲🤲🤲