Aplikasi Ini Meresahkan Guru tapi Disukai Peserta Didik
5 Januari 2023 14:15 Diperbarui: 5 Januari 2023 15:00 1465 26 16
Saat sedang makan siang, Omjay mendapatkan informasi tentang sebuah aplikasi yang meresahkan guru, tapi disukai peserta didik. Informasinya dapat ditonton di link tiktok di bawah ini. Durasinya hanya 2 menit lewat 07 detik.
https://vt.tiktok.com/ZS8rJVdee/
Seorang kawan bertanya kepada Omjay. “OmJay, sebagai guru resah nggak dengan adanya ChatGpt?”
Begitulah Mas Wicaksono yang biasa kami sapa Ndoro Kakung memberikan link di wa group GNLD Siberkreasi. Sebuah gerakan nasional dalam bidang literasi digital. Saat ini siberkreasi diketuai oleh mas Donny Budi Utomo, kami memanggilnya mas Donny BU.
Sebelum Omjay menjawab, sudah ada Kang Asep Kambali (sejarawan terkenal Indonesia) yang memberikan jawaban. Isinya sangat bagus dan mohon izin omjay bagikan di kompasiana.
Yth. Ndoro, dkk., yang lebih mengerikan adalah jika sistem open AI yang dirancang/dibuat/disetting berisi narasi sejarah yang diputarbalikan/digunakan untuk kepentingan tertentu yang bertujuan negatif, mengadu domba/memecah belah bangsa/negara. Ini bakal bahaya banget.
Misal: pada Kongres Pemuda II (28 Okt 1928) yang menghasilkan Deklarasi Sumpah Pemuda sesungguhnya terdapat kontribusi anak2 muda dari berbagai bangsa di Nusantara, termasuk etnis Tionghoa dan etnis Arab.
Nah untuk kepentingan kelompok tertentu, bisa saja sejarah tersebut diubah narasinya, bahwa yang berperan di Sumpah Pemuda ya kelompok mereka saja.
Atau contoh lain, soal Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy. Kemudian ada salah satu pemuka agama yang menyebarkan narasi yang keliru bahwa Pattimura sebenarnya bernama Ahmad Lussy, ia beragama Islam dan namanya diganti karena ada upaya kristenisasi di Ambon.
Celaka gak?
Keluarga, keturunan dan ahli warisnya jadi “keblinger,” mereka tentu kecewa dan marah.
Yang berbahaya, para pengikut/umat dari pemuka agama tersebut tentu akan langsung percaya karena yang bicara adalah “pimpinan/guru” mereka.
Saya bisa membayangkan, di masa depan, anak2 muda bangsa ini akan dihadapkan pada persoalan hoax dan disinformasi, termasuk sejarah yang sengaja dibelokan, dan jika anak2 ini tidak memiliki skill/fondasi/benteng pengetahuan yang cukup, akan tersesat di jalan yang salah.
Disinilah, pentingnya gerakan kita, melalui GNLD ini kita harus segera, bukan hanya membangun sistem, tetapi membangun ekosistem yang kokoh untuk masa depan, dimana para mitra menjadi garda terdepan di masing-masing bidang dan wilayah2nya.
Salah satu upayanya adalah dengan segera melakukan blockchainisasi terhadap semua hoax yang kita rilis setiap harinya, karena yang pertama akan dianggap paling benar, maka kita harus menjadi yang pertama melakukannya.
Demikian, semoga kita semua selalu diberikan semangat untuk terus berjuang dan berkolaborasi untuk bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Salam.
Nah, setelah omjay buka aplikasinya, kami sebagai guru tidak terlalu resah, sebab hal ini bukan hal baru bagi siswa atau peserta didik. Dengan adanya kecanggihan teknologi, semua bisa dilakukan. Tinggal pendidikan karakternya yang harus dikuatkan agar siswa punya karakter kuat yang mampu membedakan mana yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik.
Setidaknya, mereka bisa belajar secara mandiri dan mulai bertanya kepada aplikasi yang mereka percaya dapat menjawab pertanyaan yang mungkin saja belum ditemukan jawabannya. Aplikasi ini memang sengaja dirancang untuk menjawab semua pertanyaan user dan menyenangkan penggunanya.
Aplikasinya memang keren kata teman saya pak Eko Adi Saputro. Beliau mengatakan, “aplikasinya keren om, lebih keren dari anthiago”. Wah bisa ni jadi topik tulisan blog mendatang, hehehee. Nah kalau untuk bidang keilmuannya mungkin iya, tapi guru lebih berperan dalam gaya pembelajarannya. Aplikasi ini adalah Pekerjaan Rumah (PR) bagi guru untuk menjadi guru yang dirindukan siswa.
Demikianlah sedikit informasi dari kisah omjay hari ini. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana. Ini dari sebuah kemajuan teknologi adalah kita harus mampu beradaptasi dengannya. Manfaatkan teknologi yang ada untuk membuat manusia semakin pintar dan dapat mencerdaskan orang lain. Jangan gunakan teknologi untuk kejahatan di dunia maya.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Aplikasi Ini Meresahkan Guru tapi Disukai Peserta Didik”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/63b679036107275a9c3e5022/aplikasi-ini-meresahkan-guru-tapi-disukai-peserta-didik
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com