*_βDan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.β_* (QS al-Qashash: 77).
πΌ DALAM ayat di atas, Allah memberikan perintah untuk hal yang juga dilakukan oleh-Nya. Hal itu menunjukkan keutamaan berbuat baik.
π₯ KITA menaati perintah Allah tersebut dengan berbuat baik. Kita berbuat baik bukan karena yang lain. Akan tetapi, kita berbuat baik adalah secara ikhlas karena Allah.
πΊ BOLEH jadi, seseorang berbuat baik kepada orang lain dengan menjadikannya sebagai utang budi. Konsekuensinya, ia mengharap pengakuan dan balasan.
πΈ KITA tidak perlu menghitung-hitung kebaikan kita kepada orang lain. Namun demikian, akan lebih baik dan elok jika kita bisa melupakannya.
πΌ HENDAKNYA kita selalu berbuat baik kepada orang lain dan tidak merisaukan meskipun orang lain tersebut tidak peduli. Keinginan agar banyak orang mengetahui dan mendengar kebaikan kita tersebut juga harus dihindari.
π₯ KENAPA hal itu harus dihindari? Hal itu harus dihindari karena dikhawatirkan bahwa keinginan agar banyak orang mengetahui dan mendengarkan kebaikan kita tersebut menjurus pada riya karena mengesampingkan ikhlas dalam beramal.
πΊ BERBUAT baik merupakan akhlak mulia yang bisa diwujudkan pada berbagai hal. Misalnya, memberikan pertolongan, memberi nasihat untuk kebaikan, berbagi ilmu, atau memperlakukan dengan baik, terutama untuk orang-orang terdekat, yaitu orang tua, suami, istri, anak, dan kerabat atau saudara.
π· SELANJUTNYA berbuat baik untuk lingkup yang lebih luas, seperti berbuat baik dengan tetangga, berbuat baik di tempat kerja, dan berbuat baik dengan semua orang yang kita berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
π DALAM hal ini Allah memerintah kita untuk berbuat baik. Yakni seperti yang di bawah ini.
βοΈ *_”Dan berbuat baiklah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”_* (QS Al-Baqarah: 195).
βοΈ *_”Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”_* (QS Al-A’raf: 56).
βοΈ *_βDan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami (Allah) tambahkan kebaikan baginya.β_* (QS Asy-Syura: 23).
πΉ AYAT-AYAT di atas menerangkan janji Allah bagi orang-orang yang berbuat baik, yaitu dicintai-Nya, memperoleh rahmat-Nya, dan tambahan kebaikan. Itulah sebabnya, kita antusias untuk berbuat baik dengan ikhlas dan mengharap rida-Nya secara istikamah.
πΌ RASULULLAH SAW bersabda, *_”Barangsispa menolong saudaranya yang sedang dalam kebutuhan, Allah akan menolongnya dalam kebutuhannya.”_* (HR Bukhari dan Muslim).
π» DI samping itu, beliau juga bersabda, *_”Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”_* (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
π₯ HADIS di atas sejatinya mendorong kita untuk selalu berusaha menolong orang lain dan untuk berbuat baik kepada orang lain tanpa meremehkan sedikit pun untuk hal-hal yang mudah dan kecil. Misalnya, memperlihatkan wajah tersenyum.
π· APA balasaannya orang yang berbuat baik? Ini janji Allah, *_βBagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah) dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam serta tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.β_* (QS Yunus: 26).
- πΊ AYAT tersebut menerangkan tentang balasan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. Pahala terbaik berupa surga dan tambahannya, yaitu kenikmatan melihat Allah.
πΈ *_Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan mudah untuk meninggalkan kemungkaran_*