BERORGANISASI; MENYEBERANG JALAN
Oleh: Syam Zaini
Ketua PGRI Prov SulTeng
“Waktu kemarin sudah pergi dan tidak akan kembali, waktu esok ditangan belum pasti. Milik kita adalah hari ini”.
Ada yang mengatakan wajah sebuah kota bisa dilihat dari pada jalan rayanya atau lalu lintasnya. Jika pemakai jalan tertib teratur, itu mencerminkan masyarakatnya dan pemerintah kotanya berbudaya. Kalau lalu lintas dijalan raya itu kacau, maka itu juga cermin tingkat budaya yang rendah dikota itu. Maka tak heran beberapa orang yang lama diluar negeri ketika pulang ketanah air tidak lagi berani menyetir sendiri kendaraannya. “Saya kena serobot dan takut untuk menyerobot, maka kendaraan saya berhenti ditempat, tidak berani bergerak”, kata seseorang yang pulang ketanah air setelah lama diSingapore. Anehnya setelah agak lama di tanah air, dia juga pandai menyerobot. Dimulai dari keadaan terpaksa, lama lama terbiasa.
Ditengah pengguna lalu lintas yang main serobot, maka pengguna jalan tidak selalu gampang. Diperlukan keberanian dan strategi belok kanan kiri. Pengguna jalan juga banyak yang tidak patuh, tidak mau lewat zebra croos, memilih menyeberang dimana dia berdiri. Disediakan jembatan penyeberangan tapi enggan menggunakan. Penyakit malas yang menjadi penyebabnya, malas naik, malas begeser. “Jika berada diwaktu sore, janganlah menunggu sampai pagi. Jika berada diwaktu pagi, janganlah menunggu sampai pagi”.
Beroganisasipun demikian, menjadi ketua pengurus itu satu periode antara 4-5 tahun, jika terpilih kembali palingan hanya dua periode. Menyadarkan kepada kita bahwa berorganisasi itu sangatlah singkat, seperti orang yang yang berpergian, pada akhirnya akan kembali kerumah atau seperti seseorang yang menyeberang jalan, hanya sekilas perjalanan panjang yang akan kita tempuh. Mengutip rekan dari Jawa yang mengatakan “urip iki mung sak derma mampir ngombe” (Hidup ini sekedar singgah untuk minum). Kesadaran bahwa berorganisasi itu sangat singkat amat penting, karena kehancuran dari kerusakan itu sering diawali dari hilangnya kesadaran akan jangka waktu hidup yang kita miliki. Akibatnya, acapkali terlihat menghalalkan segala macam cara agar tujuannya tercapai, iri dengki dan khianat menghiasi perjalanan kehidupannya. Melempar fitnah kepada orang lain menjadi lalapan siangnya. Tak salah niatnya jika telah memiliki kewenangan, akan dijadikan kemashalatan bagi banyak orang, bukan untuk keuntungan pribadi. Dengan kewenangannya itu akan mengalir untuk kebaikan banyak orang.
Penyakit lainnya adalah menunda waktu, padahal para guru guru kita sejak kecil mengatakan bahwa menunda itu sama halnya merencanakan kegagalan. Pelajar yang gagal bukan karena bodoh, namun karena malas. “Malas adalah musuh utama keberhasilan”, demikian kata guruku. Maka diwaktu pagi jangan menunda melakukan kebaikan menunggu sore nanti. Jangan aktivitas sore ditunda esok pagi. Orang bijak memberi nasehat; “waktu kemarin sudah pergi dan tidak akan kembali lagi, waktu besok ditangan belum pasti. Milik kita adalah hari ini”.
Menyeberangi jalan memiliki arti agar tertibnya berlalu lintas, semua harus menyadari peran dan fungsinya masing masing. Pengguna kendaraan haruslah menghormati pejalan kaki, sementara pejalan kaki jangan seenaknya menyeberang. Pengurus organisasi tentulah harus memberikan contoh berorganisasi yang baik kepada pengurus (hirarki) dibawahnya. Adapun pengurus yang dibawahnya jangan “sok ngeyel” kepada pengurus yang (hirarki) diatasnya. Pengurus itu untuk “mengurus” bukan malah yang “diurus”, jadi sangat wajar kalau disetiap waktu sibuk mengurus anggota. Sebaliknya anggota yang baik itu berkewajiban “taat organisasi”, setelah menunaikan kewajibannya, maka “tuntut haknya” kepada pengurus agar mengurus dirinya sebagai anggota.
Kebaikan para pengurus dan anggota yang memerankan fungsinya masing masing itu tak akan pernah hilang. Teori energi menyatakan, energi itu tak pernah hilang, namun berubah bentuknya. Jika kita mengeluarkan energi positif, maka energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk positif. Demikian juga jika kita mengeluarkan energi negatif, maka energi negatifpun akan kembali kepada kita.
Jangan ragu untuk berbuat kebaikan untuk organisasi, karena kebaikan tak pernah hilang. Dia akan kembali kepada kita, persoalannya hanya pada waktu. Ada yang segera kembali, tetapi ada yang menunggu lama, namun pasti kebaikan itu akan segera kembali.
Wassalaaam…., tabe.