_Pengalaman Adalah guru yang sangat berharga_
Semoga kejadian atau peristiwa perjalanan saya ini menjadi sebuah pembelajaran terutama bagi diri sendiri dan sebuah kenangan yang tak terlupakan.
Kejadian menyenangkan dan tidak menyenangkan yang kita alami bukan tanpa sebab melainkan akibat dari sesuatu yang kita lakukan sebelumnya. Oleh karena itu, tetaplah berbuat baik dan berusaha menjadi baik agar kebaikan selalu menghampiri diri kita.
Hari itu saya akan pergi ke Tasik, menemani seorang sahabat berkunjung ke pesantrennya untuk menghadiri sebuah acara reuni akbar. Sebelum berangkat kami mencari rute perjalanan yang akan ditempuh. Membandingkan salah satu moda dengan moda lainnya. Memilih yang lebih mudah, murah dan praktis. Begitulah Ibu-ibu seperti aku, bukan hanya belanja saja yang pilih-pilih, menentukan jenis transportasi yang akan ditempuh pun penuh pertimbangan.
Karena ada teman yang akan menjemput kami di Padalarang, akhirnya kami putuskan untuk ke Bogor dulu dengan kereta, sambil mengantarkan anakku main ke rumah saudara. Kebetulan sahabatku belum pernah ke Bogor, jadi sekalian mengajak dia main sebentar sambil lewat. Sebelum ke terminal bus aku ajak dia berjalan dari stasiun Bogor menuju depan kebun raya dan Istana, melihat-lihat rusa yang sedang bermain di halaman istana Presiden. Rusa istana mengerti apa yang kami mau, tanpa diperintah, binatang itu menghampiri kami yang berada di luar pagar untuk berkenalan. Rupanya dia lapar dan minta makanan. Sebungkus biskuit yang dikeluarkan oleh sahabatku pun habis dilahapnya. Hari makin sore, setelah puas swafoto dan bermain bersama rusa, kami naik angkot. Perjalanan kami lanjutkan menuju terminal dengan tujuan Padalarang.
Kurang lebih pukul 19.00 tibalah di Padalarang. Bus menurunkan kami di pinggir tol. Kondektur mengarahkan kami untuk menerobos pagar tol menuju jalan raya tempat angkot berada. Tak terbayang Ibu-ibu rempong seperti kami di malam hari, harus menerobos pagar melewati jalan kecil sepanjang tol. Sebuah petualangan pun dimulai. Seru…
Kami terus berjalan mencari ojeg untuk singgah dan beristirahat di rumah saudara. Di balik kesulitan selalu ada kemudahan. Yakinlah. Ketika kami kebingungan mencari ojeg, tiba-tiba seorang bapak muda menyapa kami dan bertanya hendak kemana. Rupanya beliau memperhatikan kami yang seperti kebingungan. Beliau menawarkan diri untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan. Alhamdulillah kami pun dapat bernapas lega. Malam itu adalah malam tahu baru Hijriah, jalanan yang kami lalui cukup ramai dengan pawai obor warga di sekitar Cimareme. Sepanjang jalan kami berbincang, ternyata beliau adalah seorang polisi yang mencari usaha sampingan sebagai supir grab mobil. Tanpa sungkan beliau pun bercerita, membuat suasana semakin nyaman dan santai. Tak beberapa lama sampailah kami di rumah saudara. Ketika melihat aku, keponakanku senang sekali, dia tersenyum sambil berlari merentangkan kedua tangannya untuk memelukku. Aku peluk dia dan langsung kugendong. Namanya Raya, usianya baru 4 tahun. Walau kami jarang bertemu, tapi ikatan batin kami begitu kuat. Aku memang sayang sekali kepadanya, dia tahu itu. Selesai bercengkrama, kami istirahat sebentar rebahan, sambil menunggu teman yang akan menjemput nanti malam, untuk melanjutkan perjalanan menuju Tasikmalaya. Apa yang terjadi dalam perjalanan ke Tasikmalaya? Nantikan kisah berikutnya.
Bu Nia, memang ahli silahturahmi dan perjalananmya selalu membawa kisah
Terima kasih Bunda… Belajar seperti Bunda Sri