LITERASI DI TENGAH PANDEMI.
Sebuah Kata Pengantar Dari Guru Blogger Indonesia.
Malam ini saya diingatkan oleh ibu Ai Sumartini Dewi untuk membuat kata pengantar buku terbarunya. Hampir saja saya terlupa karena banyaknya kegiatan yang saya ikuti dari pagi hingga malam hari secara online.
Untunglah saya diingatkan sehingga menyempatkan diri membaca buku literasi di tengah pandemi dari guru yang berasal dari kabupaten Subang Jawa Barat ini.
Membaca buku ini membuat saya semakin bertambah semangat untuk ngeblog. Apalagi di tengah pandemi covid-19 yang memaksa guru melakukan inovasi dalam pembelajaran jarak jauh.
Guru mulai terlatih menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Guru juga dapat mengubah laporan PTK menjadi sebuah buku yang menarik.
Selama 20 pertemuan kami sama sama belajar untuk menulis dan menerbitkan buku dari para pakar dan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Balada literasi yang dulu terjadi kini mulai bertemu solusi. Kawan kawan guru mulai menemukan trik menerbitkan buku.
Mulailah menulis dari blog yang dikelola dengan baik. Bisa pakai WordPress atau Blogger yang trus diupdate dengan tulisan terbaru. Banyak blog gratis di internet.
Kiprah sang blogger akan terlihat ketika mulai mendokumentasikan kegiatannya di dunia nyata. Blog menjadi alat rekam yang ajaib untuk memposting tulisan tulisan kita di tengah pandemi covid-19 yang belum juga sirna. Literasi teruji oleh mereka yang mulai unjuk gigi. Sang juara resume akan terlihat dari mereka yang rajin membuat resume yang menjelma jadi buku.
Muda berkarya tua menjadi kaya. Personal branding bisa dimulai dari mengelola blog dengan baik. Anda akan menjadi blogger yang multi talenta.
Membangun branding blog memang tidak mudah. Apalagi mengelola sekolah di era covid-19. Oleh karena itu literasi di tengah pandemi harus dihidupkan terus menerus agar keajaiban freewriting dirasakan oleh para penulis.
Produktif menulis bisa dilakukan bila anda banyak membaca karya tulis orang lain. Apalagi bila anda bermimpi untuk menerbitkan buku. Hasil tidak akan pernah menghianati proses.
Proses penerbitan buku itu harus dimulai dengan kesabaran kita berliterasi. Sama halnya dengan strategi penerbitan buku. Peelu cara cara baru agar tulisan kita menemui takdirnya di mata pembaca.
Menulis itu pilihan kawan. Setiap orang bisa menulis. Baik menulis artikel atau menulis semudah chating dengan berbagai aplikasi. Bahkan menulis bisa semudah anda berbicara bila tahu caranya.
Menulis itu keajaiban bila dilakukan terus menerus setiap hari. Bahkan bisa mengubah penelitian tindakan kelas dengan mudah. Itulah yang saya lakukan ketika hasil penelitian tindakan kelas menjelma jadi buku.
Kita perlu melakukan jungkir balik berliterasi agar buku yang diterbitkan menjadi buku best seller. Anda perlu berkeliling dunia melalui membaca buku. Jendela dunia adalah buku.
Semua hal yang saya tuliskan di atas akan anda temukan dalam buku literasi di tengah pandemi. Sebuah buku yang dihasilkan dari kumpulan tulisan di blog yang menarik hati.
Ikutlah bergabung bersama kami wahai guru penggerak Indonesia. Kita belajar berliterasi dan berprestasi tinggi dengan bergabung di wa group guru menulis.
Aplikasi whatsapp yang kita gunakan sehari hari dapat dimanfaatkan untuk berliterasi di tengah pandemi. Jadi bukan sekedar untuk ngerumpi atau menyebarkan berita hoaks yang mencemaskan hati.
Menulis itu merupakan hal yang mudah, jika kita lakukan setiap hari di blog. Setelah rampung, maka dikumpulkan dalam satu file dan dengan bantuan berbagai pihak jadilah sebuah buku yang hebat.
Menyusun buku itu tidak bisa sendiri. Kita perlu bekerjasama dengan pihak lain yang mendukung proses penerbitan sebuah buku.
Literasi di tengah pandemi membuat saya semakin percaya diri untuk menerbitkan buku karya sendiri. Itulah tadi yang disampaikan Pak Agus dari penerbit andi.
Blog bisa menjadi alat rekam yang ajaib. Keajaibannya akan anda rasakan setelah anda menjadi blogger. Yuk kita ngeblog!
Salam Blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Terima kasih Om atas inspirasi, ilmu dan motivasinya
Dan bagi pemula sangat lah terasa sulit. Mungkin kurangnya pembiasaan literasi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah saya sendiri. Terasa sulit menemukan ide dan bimbang, karena perbendaharaan kata sangat lah minim. Namun melalui grup belajar menulis saya mulao termotivasi menulis. Bahkan itu hanya terkait hal-hal kecil yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Yang penting memulai dulu. Karena kita tak pernah tau ala yg akan terjadi dari pembiasaan luar biasa ini untuk memotivasi diri agar tidak kendor dalam belajar menulis. Sehingga bisa kelak menulis buku seperti omjay dan pendidik-pendidik lainnya yang sukses mengubah ptk menjadi menulis buku yg menarik dan menginspritatif.
Walaupun di rumah guru tetap bekerja
Walau via wa belajar tetap bisa
Kreatif, inovatif dan semangat berkarya
Itulah guru pahlawan tanpa tanda jasa
Membaca dari beberapa tulisan yang pengalaman ngeblog, Alhamdulillah semakin menguatkan niat saya. Ya niat untuk latihan menulis setiap hari di blog.
Namun jujur, saya perlu bantuan untuk mengawalinya.
Saya sudah buka profil saya, tapi mencari tempat untuk nulisnya belum ketemu.
Maaf, adakah yang mau meluangkan waktu sebentar untuk saya bertanya cara awal menulis di blog?
Sudah lihat-lihat di tutorial tapi maklum, kalo saya lebih mudah paham diajari orang, daripada belajar dari Mbah Google 🤭🙏🙏
Jazaakumullah khairan
Dengan literasi membaca, banyak ilmu baru yang aku dapatkan dan semakin memotivasi ku untuk menuangkan ide melalui tulisan apalagi di tengah pandemi ini, jadi semangat nulis….