Oleh: Ahmad Fikri Sabiq, M.Pd.
Salah satu terobosan dari Mas Menteri adalah Program Guru Penggerak, dimana guru yang mendaftar dan lolos sebagai calon guru penggerak akan dididik selama 9 bulan. Selama waktu tersebut, mereka akan belajar mengembangkan kompetensinya baik secara mandiri ataupun kelompok terbimbing. Para guru ini juga akan mendapatkan komunitas belajar baru dan melaksanakan program bersama yang muaranya adalah terwujudnya pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif dan proaktif. Selain itu juga dalam rangka mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, serta bisa memberikan keteladanan dan menjadi agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, menegaskan bahwa guru penggerak adalah talenta pemimpin masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas, dan lainnya. Bahkan disebutkan oleh Tempo.com, Mas Menteri menegaskan bahwa guru penggerak adalah kunci reformasi pendidikan Indonesia. Dari apa yang disampaikan oleh Mas Menteri ini nampak bahwa guru penggerak nanti akan menjadi ruh bagi ekosistem pendidikan karena mereka dibekali dengan kreativitas, inovasi, dan sudut pandang yang berbeda sebagai seorang guru.
Program Guru Penggerak ini bisa diikuti oleh semua guru di Indonesia. Pertanyaannya, sudah siapkah kita menjadi guru penggerak? Hal apa saja yang perlu dilakukan agar menjadi guru penggerak yang benar-benar menggerakkan ekosistem pendidikan menjadi lebih baik? Untuk menjadi guru penggerak tersebut, ada beberapa hal yang harus kita siapkan dalam diri kita. Pertama, jiwa yang senantiasa siap belajar dan aktif mencari informasi. Karakter ini penting mengingat peran guru penggerak yang tidak hanya untuk diri sendiri namun juga untuk orang lain. Tidak hanya untuk saat ini tapi juga untuk masa depan. Kedua, melatih kepekaan untuk memiliki nalar kritis. Perlu diingat bahwa guru penggerak ini dalam mengajar tidak hanya ceramah namun berkolaborasi dengan peserta didik dan melatih mereka untuk memiliki karakter critical thinking. Oleh karenanya, guru penggerak juga harus memiliki jiwa kritis dan peka terhadap situasi.
Ketiga, siap menjadi penggerak bagi diri sendiri maupun orang lain. Orientasi ini menjadi dasar akan perannya guru penggerak dalam membentuk ekosistem pendidikan yang baik. Keempat, melek teknologi dan informasi. Di abad 21 ini, manusia dan teknologi tidak lagi bertetangga namun menyatu dalam satu rumah. Artinya, guru penggerak harus faham mengenai penggunaan teknologi dan juga melek akan informasi sehingga bisa membawa peserta didik ke dalam pendidikan masa kini, bukan masa lalu.
Kelima, berkenaan dengan agenda Sustainable Developmpent Goals (SDGs),guru harus siap dengan bahasa yang dipakai di dunia global. Guru yang bisa berbahasa Inggris tidak hanya guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. Namun, skill berbahasa harus dimiliki oleh semua guru agar siap berkolaborasi dengan dunia global. Dari kelima hal inilah setiap guru melangkah untuk bisa menjadi guru penggerak yang merupakan salah satu program dari pemerintah.
Agenda Sustainable Developmpent Goals (SDGs) sendiri merupakan agenda dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diusulkan oleh berbagai negara pada 25 September 2015. Agenda yang berjalan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2030 ini memiliki tujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet bumi dan menjamin kemakmuran bagi seluruh umat manusia. SDGs ini memiliki 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.
Bidang pendidikan berada di urutan ke-4 dari 17 tujuan dari SDGs. Dalam website SDGs, yakni sdg2030indonesia.org, disebutkan bahwa bidang pendidikan pada tahun 2030 secara substansial meningkatkan penyediaan guru-guru yang berkualitas. Di SDGs ini juga memiliki target bahwa mereka yang belajar akan mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Dari hal tersebut, kita bisa mengetahui bahwa Program Guru Penggerak secara langsung berkontribusi dalam agenda bersama tersebut. Relevansinya adalah Program Guru Penggerak memiliki tujuan mendidik para guru untuk memiliki cara pandang, kreator, innovator, dan kemampuan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang baik. Karakter inilah yang dibutuhkan dalam program SDGs yakni tersedianya guru-guru yang berkualitas. Selanjutnya, para guru penggerak ini juga harus disiapkan untuk siap berkolaborasi dengan para guru dari negara lain untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan.
Setelah pemerintah nanti berhasil melaksanakan Program Guru Penggerak dengan baik, PR selanjutnya adalah memastikan para guru penggerak ini untuk bisa terampil dengan bahasa asing. Sebagaimana data dari EF Education First pada tahun 2020, skill berbahasa asing ini penting mengingat saat ini Indonesia berada di peringkat 74 dari 100 negara dengan kemampuan kecakapan Bahasa Inggris. EF Education First sendiri merupakan perusahaan pendidikan international yang fokus pada bahasa akedemisi, pertukaran budaya, dan perjalanan pendidikan.
Penulis berharap semoga dengan adanya Program Guru Penggerak ini bisa dimaksimalkan oleh para guru untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai promotor pertumbuhan generasi yang akan mengisi Indonesia di masa mendatang, termasuknya juga bisa berkontribusi dalam Sustainable Developmpent Goals (SDGs) yang secara bersama-sama oleh masyarakat di dunia akan dicapai pada tahun 2030. Amin.
—***—
Identitas Penulis
Ahmad Fikri Sabiq, M.Pd, merupakan kepala sekolah di SMP Tahfizhul Quran Annida Salatiga, sebuah kota kecil di di Jawa Tengah yang terletak di lereng Merbabu. Kapasitasnya sebagai seorang penulis dibuktikan dengan diterbitkannya 2 judul buku dan 22 artikel ilmiah yang terbit di jurnal terakreditasi nasional. Tulisan-tulisannya bisa dilihat di akun google scholar https://scholar.google.com/citations?user=41hf46sAAAAJ&hl=id&oi=ao Tulisan lainnya juga bisa dilihat di blog pribadinya: afiksablog.com
Kunjungi Youtube kami di https://www.youtube.com/watch?v=e6X6AoWtets&t=6s
Mantab. Artikel yg penuh pencerahan. Futuristik dalam melihat ke depan. Tetap semangat bung Fikri. Mohon ijin kutip artikel jurnalnya yg UIN Bandung ya.
Isinya bagus bisa buat tambahan wawasan dan juga bisa untuk motivasi untuk para guru jaman sekarang.
Tulisan yang mencerahkan. Peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi. Guru harus melek teknologi juga.
terima kasih tulisannya.
Kereen tulisannya. Lanjutkan
Mantap pak Fikri.. Kapankapan ikut baca baca insyaAllah