*Kata Pengantar Omjay Guru Blogger Indonesia Untuk Buku Oktober Bermakna*
Omjay didaulat untuk memberikan kata pengantar buku Oktober bermakna oleh ibu Kanjeng dan kawan-kawan. Oleh karena itu omjay membaca dulu isi buku Oktober bermakna yang dibuat oleh perwakilan guru dari seluruh Indonesia. Mereka saling berkolaborasi untuk menyusun buku dalam rangka memeriahkan hari sumpah pemuda dan bulan bahasa di bulan Oktober 2020. Omjay melihat semangat mereka untuk menerbitkan buku bersama. Semangat itu omjay baca di WA Group yang mereka buat dan tiada henti berliterasi. Ada saja tulisan yang sangat menginspirasi.
Bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa. Hal ini merujuk pada sejarah bangsa, yaitu . tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda, ditetapkan pula bahasa resmi yang akan digunakan untuk bermasyarakat yaitu bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia terbentuk dari beragam suku dan bahasa. Inilah keragaman yang membuat kita kuat sebagai bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI) adalah harga mati.
Dalam memiliki keragaman ini, seharusnya membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih paham mengenai arti dari persatuan. Bahasa Indonesia ini merupakan contoh, diciptakan untuk memelihara persatuan, menghubungkan setiap suku untuk dapat berkomunikasi dengan suku lain. Oleh karena itu pengutamaan bahasa Indonesia adalah sesuatu yang sangat penting. Bahasa Indonesia adalah alat penting pemersatu bangsa. Negara kepulauan seperti Indonesia sangat memerlukan satu bahasa yang mempersatukan satu nusa, satu bangsa. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita. Tanah air pasti jaya untuk selama-lamanya.
Jika Mahapatih Gajah Mada mengumandangkan Sumpah Palapa, maka pada tanggal 26-28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda II mencetuskan Sumpah Pemuda yang terungkap dalam kalimat: Kami putra-putri Indonesia berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, dan berbahasa yang satu, bahasa Indonesia. Pada sumpah poin ketiga, yakni tentang bahasa, memang kenyataan menunjukkan bahwa bahasa Melayu sebagai lingua franca akhirnya dipilih menjadi cikal bakal bahasa Indonesia seperti yang dipakai sekarang ini. Bahasanya mudah dicerna dan mudah pula dipakai untuk bahasa sehari-hari.
Dalam realitas sehari-hari kita sering merasa heran apakah kita berdiam di negara Indonesia atau di negeri asing. Cobalah kita amati siaran televisi di Indonesia. Terlalu sedikit judul acara televisi di Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia. Tiliklah acara yang berjudul Highlight, Stand up Comedy, Breaking News, dan lain-lain. Acara-acara tersebut sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi mengapa harus memakai bahasa asing sebagai judulnya.
Amati judul film Indonesia, seperti Eiffel, I,m in Love, Get Married, The Raid, dan sebagainya; yang pemainnya adalah orang Indonesia dan dialognya menggunakan bahasa Indonesia. Cobalah telisik kegiatan yang dekat di wilayah kita, Lamongan Green and Clean, misalnya, mengapa bukan Lamongan Hijau dan Bersih? Seorang penjahit memasang baner di depan rumahnya dengan kata Hasan Taylor, mengapa tidak menggunakan frasa Penjahit Hasan. Kalau kita jalan-jalan ke kota Lamongan, di sana ada Lamongan Plaza, mengapa tidak memakai kelompok kata Plasa Lamongan. Begitulah sekelumit kalimat yang Omjay baca dalam buku Oktober bermakna.
Semua guru punya beban moral, dalam hal ini guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia dari segala jenjang pendidikan, mulai dasar hingga menengah dan atas, berperan penting sebagai ujung tombak kesuksesan pembelajaran dan penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia yang konsisten. Guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia harus bisa mengemas pelajaran yang diampunya sehingga membuat siswa merasa riang dan tertantang untuk mengeskplorasi dirinya baik dalam pikir maupun rasa. Olah rasa dan olah pikir harus selaras dengan olah raga yang membuat tubuh semakin kuat di era multimedia.
Memang hal itu tidak mudah, tetapi menjadi tantangan tersendiri yang harus diwujudkan oleh para pendidik bahasa Indonesia. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang super pesat seperti sekarang, hal-hal yang dulu tidak mungkin dilaksanakan sekarang menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menyemarakkan. Pelajaran bahasa Indonesia memiliki banyak media yang bisa dimanfaatkan secara audio visual di samping literasi yang harus semakin ditingkatkan. Bahkan literasi digital menjadi sebuah kebutuhan saat ini di era pandemi Covid-19. Semua guru dipaksa untuk bercumbu mesra dengan teknologi digital di era milenial.
Gerakan literasi penting dan kontekstual diterapkan saat ini karena derasnya arus informasi. Semoga siswa bisa membekali diri dengan kecerdasan berliterasi dalam berbagai aspek. Dalam literasi aspek yang ada bukan hanya baca tulis, tapi harus cerdas berliterasi dalam bidang teknologi informasi, hukum, politik, ekonomi, budaya, termasuk di media sosial. Selain itu kecerdasan berliterasi harus juga diiringi dengan penguatan karakter untuk membentuk kepribadian Indonesia. Manusia Indonesia yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan kondisi terkini. Bergeraklah terus seperti air yang mengalir sehingga bening dan menyuburkan.
Masa pandemi Covid-19 tidaklah surut untuk tetap membuat program gerakan literasi sekolah (GLS) terus bersinar. Gerakan literasi harus menerobos corona dalam memaknai bulan bahasa. Kegiatan ini bukan hanya mengutamakan aspek baca tulis, tapi siswa harus cerdas berliterasi dalam bidang teknologi informasi, hukum, politik, ekonomi, budaya, termasuk di media sosial. Siswa juga diharapkan memiliki kecerdasan berliterasi dengan penguatan karakter untuk membentuk kepribadian Indonesia.
Kalau karakter manusia Indonesia kuat, niscaya bangsa Indonesia akan bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Peluang untuk mewujudkan Indonesia Jaya melalui gerakan literasi Oktober Bermakna yang tertuang dalam kata. Melalui kekuatan kata-kata yang terangkai dalam bahasa, sebagai perwujudan dalam memaknai Sumpah Pemuda dan bulan bahasa di tengah-tengah pandemi corona yang semakin merajalela. Dengan segala kegiatan literasi, kejenuhan siswa, guru dan ortu akan terkikis menjadi sebuah semangat besar dalam mewujudkan Indonesia Jaya, agar terbebas dari virus corona. Mari kita sebarkan terus virus literasi di negeri yang kita cintai bersama dengan semangat sumpah pemuda dan bulan bahasa.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalab.com
Mantul, Terima kasih Omjay
Salam literasi,,,
Semangat kebersamaan di dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia..
Alhamdulillah di masa pandemi seperti ini saya pribadi sebagai satu dari sekian juta guru Indonesia diperkenankan bertemu dengan seorang motivator literasi yakni om Jay. Tulisannya terangkai dengan untaian kata yang apik dan menyatu sehingga mudah dipahami. Teruslah berkarya dalam memberi dorongan bagi orang lain untuk mengikuti jejak yang sudah ditorehkan. Mantul👍