*CERITA TOLERANSI BERAGAMA*
Kisah Omjay kali ini tentang cerita tolerasi di tempat tinggal kami di Jatibening, kota Bekasi. Omjay menuliskannya di warung nasi yang Omjay gunakan sebagai tempat berbuka puasa. Aneka macam menu makanan ada di depan mata. Kita tinggal memilih saja yang disuka. Jangan terlalu berlebihan mengambil makanannya. Supaya kita makan di saat berbuka puasa tidak kekenyangan perutnya.
Isi tulisan ini tidak membahas masalah makanan atau kuliner, tapi membahas tentang cerita toleransi di tempat tinggal kami. Sebagai jawaban dari tema tentang toleransi yang ada dalam ramadan bercerita hari ke-20 kita berpuasa di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta.
Apa yang semestinya kita lakukan agar dapat hidup bertoleransi dengan tetangga dekat rumah atau tempat tinggal kita?
Omjay belajar dari almarhum ayah dan almarhumah bunda. Mereka mengajarkan arti toleransi kepada sesama. Terutama kepada mereka yang berbeda keyakinan. Secara kebetulan tetangga kami banyak yang non muslim. Itu artinya kami harus mampu bertoleransi dengan tetangga sekitar. Supaya hidup bertetangga tentram dan damai. Sebab tetangga adalah saudara dekat kita yang setiap harinya kita jumpa. Alhamdulillah kami hidup rukun dan damai serta saling menghormati.
Dalam laman wikipedia dituliskan bahwa toleransi atau tasamuh adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang “tidak menyimpang dari hukum berlaku” di suatu negara, di mana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain selama masih dalam batasan tertentu. Toleransi atau toleran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti “menanggung”, “menerima dengan sabar”, atau “membiarkan”.
Siapa yang harus dirangkul agar memiliki toleransi yang tinggi kepada sesama?
Sebelum Omjay jabarkan lebih mendalam tentang toleransi, yuk kita tonton video animasi berikut ini. Semoga anda menyempatkan diri menontonnya di https://youtu.be/FRLZLKBB4WY.
Semua orang di dunia ini harus dirangkul agar mampu melakukan toleransi khususnya toleransi umat beragama yang seringkali terjadi konflik. Perbedaan itu pasti ada, kita cari persamaannya, dan kita semua adalah ciptaan Allah SWT. Siapapun orangnya kita harus merangkul dan menjaganya walaupun kita berbeda agama atau keyakinan. I love you all.
Kapan kita melakukan toleransi kepada sesama manusia?
Kapan saja dan dimana saja kita harus melakukan toleransi, karena setiap agama mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia. Oleh karena itu selama kami bertetangga, kami selalu rukun dan damai. Sebab toleransi selalu kami lakukan dimana saja dan kapan saja. Tidak peduli apapun agamanya. Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kita saling kenal mengenal. Tetangga sebelah kanan kiri rumah atau depan dan belakang rumah adalah saudara terdekat kita yang harus dijaga.
Dimana kita melaksanakan toleransi?
Arti toleransi merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu di dalam masyarakat berpengetahuan. Sikap toleransi sangat dibutuhkan untuk menjaga keharmonisan dan keserasian dalam lingkungan sosial. Terutama dalam kehidupan bertetangga yang merupakan saudara dekat kita. Jadi kita tak boleh mengumbar kebencian hanya karena berbeda agama. Lakum dinukum waliyadin. Begitulah ajaran agama Islam mengajarkan.
Toleransi ini sendiri dapat diwujudkan melalui sikap saling menghargai dan tenggang rasa dalam hal bergama atau keyakinan bagi pemeluknya. Arti toleransi merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu di dalam masyarakat berpengetahuan.
Sikap toleransi sangat dibutuhkan untuk menjaga keharmonisan dan keserasian dalam lingkungan sosial. Toleransi ini sendiri dapat diwujudkan melalui sikap saling menghargai dan tenggang rasa dalam hal bergama. Seperti berpuasa dalam bulan Ramadan.
Jadi dimana saja dan kapan saja toleransi ini harus dalam sanubari hati kita masing-masing. Dimana dalam toleransi beragama di Indonesia sudah diajarkan sejak kelahiran Pancasila, khususnya Sila-1 atau pertama yang terjadi perubahan dari awalnya ada kata Islam kemudian setelah para pendiri bangsa ini sepakat akhirnya direvisi menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Bagaimana cerita toleransi di tempat tinggal kami?
Alhamdulillah toleransi berjalan baik dan kami selalu mengadakan acara halal bihalal rutin setiap tahun. Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh warga yang beragama Islam saja, tetapi semua tetangga yang non muslim juga hadir bersama kami merayakan kemenangan setelah hari raya idul fitri.
Toleransi beragama merupakan sikap menyadari bahwa adanya perbedaan adalah suatu realita sosial dalam masyarakat yang dijadikan sebagai mozaik yang dapat menjadikan hidup ini beragam warna akan tetapi tetap dalam kesatuan yang sama. Itulah sedikit kisah atau cerita toleransi di tempat tinggal kami di Jatibening, kota Bekasi.
Penutup
Demikianlah kisah Omjay tentang cerita toleransi di tempat tinggal kami. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta. Pada hakekatnya toleransi beragama merupakan sikap individu yang dilakukan dalam menghormati dan menghargai keyakinan dan kepercayaan seorang individu lainnya yang berbeda, dengan mengedepankan asas-asas kemanusiaan bukan pada keyakinan.
Toleransi beragama adalah adanya realitas sosial dalam kehidupan yang saling menghargai dan menghormati kepercayaan agama lain dengan implementasi dijalankan secara universal yaitu memandang bahwa masing-masing agama berjalan menuju kebenaran. Dan keharmonisan antar umat beragama. Itulah mengapa daerah tempat tinggal kami selalu rukun dan damai.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com