Kamis 21 JUli 2022, saya mengikuti kegiatan webiner kemdikbud tentang Meluruskan Miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Banyak guru yang ternyata masih salah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru harus terus ditingkatkan dengan berbagai pelatihan.
Seperti yang sudah kita ketahui, pada tahun 2022 Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemulihan pembelajaran pascapandemi Covid-19 dan mengurangi dampak learning loss atau penurunan performa belajar siswa.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan secara mandiri oleh satuan pendidikan non Sekolah Penggerak. Kemendikbudristek memberikan dukungan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) jalur mandiri dengan menyediakan pelatihan mandiri dan sumber belajar guru, menyediakan narasumber Kurikulum Merdeka, dan memfasilitas pengembangan komunitas belajar serta pelibatan Mitra Pembangunan.
Pemahaman tentang Kurikulum Merdeka dilakukan secara bertahap dengan pendekatan belajar, berbagi, dan berkolaborasi. Namun di lapangan, terjadi miskonsepsi mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka.
Masih ada hal-hal yang belum dipahami dengan baik oleh pemangku kepentingan mengenai konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka, baik di kalangan guru, pemerintah daerah, maupun orang tua siswa.
Untuk mengetahui seperti apa Implementasi Kurikulum Merdeka secara komprehensif, diadakanlah kegiatan webinar Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema Meluruskan Miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka” pada Kamis, 21 Juli 2022, pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.
Omjay menyimak acara ini lewat youtube. Peserta yang mengikuti seluruh rangkaian acara berhak mendapatkan sertifikat. Anda dapat melihat siaran ulangnya di https://youtu.be/Fenj9lr36fs.
Ayo kita install aplikasi merdeka mengajar di play store dan membaca secara cermat modul dan artikel yang berada di dalamnya. Selamat belajar dan mengimplementasikan IKM.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Mari Kita Meluruskan Miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka Mengajar”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/62da579108a8b552b76503be/mari-kita-meluruskan-miskonsepsi-implementasi-kurikulum-merdeka-mengajar?page=all#section1
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Pertama, ganti kurikulum bukan tujuan, kita melihat kurma sbg alat utk capai tujuan, Kedua bahwa seolah-oleh ada pelaksanaan benar dan salah. Setiap sekolah akan berbeda penerapannya sesuai dengan karakteristik siswa dan tumbuh kembang siswa, ketiga, seolah-olah harus menunggu pelatihan dari pusat dulu, bapak ibu tdk perlu menunggu pelatihan dari pusat, bapak ibu bisa berinisiatif belajar kurma secara mandiri, tidak ada pelatihan yg seragam, keempat, tdk bisa instan untuk belajar kurma, semua perlu proses untuk mengubah cara kita mengajar, kelima, kurna tdk hanya bisa diterapkan di sekolah yang fasilitas lengkap, tapi di semua sekolah dimanapun termasuk di daerah pelosok sesuai degan kesiapan sekolah.
miskonsepsi kurma, pertama kita perlu melihat bahwa kurma adalah satu dari upaya yang lebih menyeluruh (sistemik) bermuara pada satu tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran, prinsip kurma berorientasi pada murid dan materi esensial, guru tdk perlu terburu-buru dalam mengajar, ada jam pelajaran khusus untuk P5, karakter tdk bisa diceramahkan. Struktur Kurma Fleksible,