Mendadak PJJ di Masa Pandemi covid-19 dialami para Guru dan dosen Indonesia. Mereka mengalami cara baru dalam mengajar. Biasanya melakukan tatap muka di depan kelas, kini mereka bertatap maya di kelas online. Hal itu saya alami juga sebagai seorang guru di SMP Labschool Jakarta.
Pagi ini saya mendapatkan pesan di aplikasi wa dari ibu Kanjeng yang meruapakan kepala sekolah SMK di kota Solo. Beliau meminta saya untuk mengirinkan naskah untuk buku mendadak PJJ di Masa pandemi covid-19. Sudah ada kata pengantar dari Prof. Eko Indrajit, Kepala Smart Learning and character center (SLCC) PB PGRI, dan Prof. Unifah Rosyidi, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Terus terang ini surprise sekali buat saya. Sebab saya sendiri termasuk guru yang awalnya belum siap menghadapi wabah virus Corona ini. Saya sempat bingung juga bagaimana menyampaikan materi ajar di kelas saya sendiri. Virus Corona membuat kami menjadi belajar cara baru mengajar. Kita tak lagi mengajar offline. Pembelajaran tatap muka di kelas ditiadakan. Semua sekolah dan kampus ditutup untuk sementara.
Sebab virus corona semakin cepat penularannya di seluruh dunia. Bila kita memaksakan diri membuka kelas tatap muka, maka peserta didik kita yang akan menjadi korbannya. Sudah semakin banyak korban yang positif virus Corona ini. Baik yang dengan gejala berat hingga orang tanpa gejala.
Bahkan saya dan keluarga termasuk guru yang terpapar covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama sebulan. Tentu ini akan menjadi kisah nyata yang tak akan terlupakan dalam sejarah hidup saya. Cerita lengkapnya saya tuliskan juga di https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5fc401a2d541df3d226af782/positif-covid-19.
Untunglah ada akses internet cepat di rumah. Saya masih bisa mengajar online dari rumah. Tanpa khawatir siswa saya tertular virus corona. Saya mulai menyusun pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Saya dan peserta didik belajar dan mengajar dari rumah masing-masing. Bahkan saya bisa saling berkomunikasi dan memberi informasi untuk sesama pengurus dan anggota PGRI di seluruh Indonesia.
Mendadak PJJ membuat saya menjadi bisa menggunakan berbagai aplikasi baru. Saya mencoba hal-hal baru yang dulu belum pernah saya lakukan di kelas. Dari mulai awal bulan Maret 2020 hingga sekarang sudah puluhan aplikasi saya ujicobakan, dan yang paling banyak adalah menggunakan aplikasi WA dan Zoom. Saya menggunakan blog sebagai media untuk mengumpulkan tugas-tugas siswa.
Alhamdulillah selama pandemi ini, saya banyak mengikuti kegiatan webinar dan banyak mencari informasi di internet tentang cara menyampaikan materi ajar secara Online. Saya belajar dari para guru hebat tanpa harus ketemu langsung dengan mereka. Sayapun banyak mendapatkan ilmu dari para pakar di bidangnya masing-masing. Saya belajar secara mandiri dan mulai senang mengotak-atik sesuatu yang belum saya kuasai.
Dari sanalah akhirnya saya membuat buku bersama kawan-kawan guru di seluruh Indonesia dari hasil lomba blog hari pendidikan nasional (HARDIKNAS). Judul bukunya menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah dan alhamdulillah sudah lebih dari 100 buku dikirimkan ke seluruh Indonesia. Bu Hati dari Penerbit Tata Akbar Bandung yang mengirimkannya dari seluruh Indonesia.
Selama pjj saya sering mendapatkan keluhan para guru yang mengalami kendala saat berinteraksi dengan peserta didiknya. Mereka akhirnya menemukan solusinya ketika kita saling berbagi selama menjalani PJJ. Setiap masalah pasti akan ada solusinya bila kita tak malu untuk bertanya.
Suatu ketika saya diundang oleh Harian Pikiran Rakyat Bandung dan Telkomsel untuk menjadi narasumbernya selama 2 hari. Tentu saja saya sangat senang sekali, karena bisa berbagi kepada kawan- kawan guru di kota Tasikmalaya, Jawa Barat bersama pak Suhendra yang juga sebagai dosen di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Setelah menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan menjadi narasumbernya, saya akhirnya berinisiatif menyusun buku agar PJJ tak lagi membosankan siswa. Di sana saya tuliskan masalah-masalah yang dihadapi guru selama PJJ, dan solusinya. Juga banyak saya selipkan link kegiatan webinar yang direkam oleh Youtube.com dalam buku tersebut.
Alhamdulillah proses penerbitan bukunya sangat cepat sekali. Bang Dian Kelana membantu saya untuk membuat cover bukunya agar bisa diterbitkan gratis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan. Biasa disingkat YPTD. Sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial dan literasi. Pak Thamrin Dahlan yang juga salah seorang kompasianer, menjadi pengelolanya.
Alhamdulillah dalam waktu seminggu bukunya bisa terbit dan ber-ISBN. Saya kemudian mencetak ulang sebanyak 10 buku untuk saya tawarkan kepada kawan-kawan guru lainnya. Saya tak punya uang banyak untuk menerbitkan buku dalam jumlah ratusan buku. Sayapun masih kondisi sakit pada saat itu.
Ternyata responnya luar biasa dahsyat dari pembaca buku tersebut. Saya hanya menyebarkan ke beberapa wa group yang saya kelola. Lalu dibantu mas Narno, (Admin Website Guru Penggerak Indonesia.com) buku tersebut dipasarkan secara online melalui website toko online guru penggerak Indonesia.
Alhamdulillah sampai saat ini pemesan bukunya sudah hampir mencapai 150 buku. Bang Dian Kelana sampai keteteran memesan bukunya ke penerbit langganan beliau. Saya pun bersyukur, akhirnya buku ini menemui takdirnya. Pembaca bukunya sangat suka dengan isi bukunya. Begitulah kata mereka yang telah memesan buku AGAR PJJ TAK LAGI MEMBOSANKAN.
MendadakPJJ membuat berkah buku yang saya terbitkan. Namun demikian ada kabar dukanya. Kami sekeluarga terkena virus covid-19. Kami bertiga yaitu saya dan istri serta anak bungsu dinyatakan positif covid-19. Kami semua menjadi sedih dan shock. Sempat bingung mau berbuat apa selama di MENJALANI ISOLASI MANDIRI di rumah.
Untunglah istri memberikan nasehat agar kita sekeluarga ikhlas menerima ujian berat ini. Alhamdulillah kepercayaan diri saya muncul. Saya harus bisa melawan virus Corona ini. Kata kakak saya, kalau mau sembuh dari covid-19 hati harus selalu bergembira dan banyak makan makanan yang bergizi. Dekatkan dirimu kepada Allah, dan minta ampun atas segala dosa dan kesalahan. Baik yang disengaja, maupun yang tak disengaja.
Saya bangkit dari tempat tidur. Makanan dan minuman yang tadinya tidak bisa masuk ke mulut, sedikit demi sedikit bisa masuk dan alhamdulillah saya periksa swab yang ketiga sudah negatif covid-19. Saya ceritakan semua kisah nyata itu dalam buku AWAS CORONA MENGINTAI ANDA.
Positif covid-19 membuat saya selalu berpikir positif. Saya isi hari-hari saya selama pandemi ini dengan menulis untuk melupakan penyakit. Saya harus happy dengan menulis setiap hari. Saya harus berbagi kebahagiaan kepada sesama orang lain. Kegembiraan harus saya ciptakan agar PJJ tak lagi membosankan siswa.
Setiap hari Senen, Rabu, dan Jumat saya ikut belajar menulis bersama kawan-kawan narasumber hebat Indonesia di wa group belajar menulis PGRI. Kegiatan ini aya gagas bulan Januari 2020, dan alhamdulillah sempat masuk sebagai nomoinasi 20 orang guru SMP Inspiratif tingkat nasional.
Kegiatan belajar menulis PGRI memang semakin ramai. Dari pukul 19.00 sampai 21.00 wib kita mendapatkan ilmu dan pengalaman seru dari para narasumbernya yang sudah sukses di bidangnya masing-masing. Terus terang kami menjadi sangat termotivasi untuk berprestasi tinggi.
Alhamdulillah 30 pertemuan sudah kami lewati di wa group gelombang 16 dan sebagian peserta sudah banyak yang akan menerbitkan bukunya secara mandiri. Saya salut dengan komitmen dan konsistensi peserta guru menulis.
Mereka sekarang rajin menulis di blog dan mau berbagi pengalamannya lewat blog mereka. Beberapa di antara mereka sudah saya buatkan kata pengantar untuk buku terbarunya. Senang sekali melihat mereka menerbitkan buku baru dari hasil belajar menulis GRATIS di PGRI.
Mendadak PJJ di masa pandemi covid-19 ini membuat para guru menjadi lebih kreatif dan solutif. Mereka menolak menyerah kalah dengan corona. Bahkan saya dapatkan kreativitas para guru di daerah yang membuat pembelajaran di kelas onlinenya semakin menyenangkan.
Sungguh ini pengalaman nyata yang luar biasa. Mereka pun diundang ke Jakarta oleh GTK Kemdikbud untuk menerima penghargaan dalam acara hari guru nasional tahun 2020. Sungguh sebuah penghargaan yang sangat membanggakan dari kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Mendadak PJJ di masa pandemi membuat saya sebagai guru menjadi lebih introspeksi diri. Mulai melakukan refleksi diri dari apa yang sudah dilakukan selama ini. Ternyata kolaborasi itu indah. Bila semua guru saling bekerjasama dan berbagi ilmunya. Kita menjadi saling melengkapi dan tidak pernah berhenti belajar sepanjang hayat.
PGRI sebagai organisasi guru terbesar di Indonesia juga banyak memberikan kontribusi dalam pembelajaran jarak jauh. Hal yang sangat berkesan buat kami adalah ketika PGRI mengadakan webinar seri dari tanggal 2 sampai 20 Mei 2020 bersama rumah perubahan. Rekaman siaran ulangnya dapat dilihat di youtube chanel PB PGRI yang semakin ramai saja pengunjungnya.
https://www.youtube.com/watch?v=73vhmedBg3I&t=1948s
Kami dari ikatan guru TIK PGRI dan komunitas guru TIK serta Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) juga telah menyelenggarakan webinar dimana salah satu narasumbernya adalah Prof. Eko Indrajit. Beliau sudah berhasil mengajak para guru untuk menulis dan menerbitkan buku di penerbit Andi Yogyakarta. Sebuah penerbit besar dan terkenal di Indonesia yang biasa disebut penerbit mayor. Saya dan kawan-kawan guru lainnya juga sudah merasakan rezeki dari royalty buku yang kami susun. Tambahan penghasilan tersebut, sangat membantu kami di masa pandemi saat ini.
Akhirnya mendadak PJJ di masa pandemi ini membuat guru Indonesia terus bergerak mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka adalah guru-guru tangguh berhati cahaya yang akan membuat Indonesia semakin maju dan tetap jaya selamanya. Saya sangat optimis tentang hal ini.
Virus Corona mengajarkan kepada kami akan pentingnya sebuah inovasi di bidang TIK dan kami kini merasakannya bisa ngobrol langsung dengan ibu Fatimah di Aceh, Ibu Anita di Papua, Bapak Roma di Toraja, Bapak Nengah di Bali, Bapak Hasan di makassar, dan bapak ibu guru lainnya dengan berbagai aplikasi yang kami kuasai.
Indonesia yang luas menjadi terasa dekat dan kami para guru bisa berkomunikasi secara langsung walaupun jarak yang sangat berjauhan. Corona mengajarkan kami pentingnya kerjasama dan mau belajar TIK untuk PJJ yang efektif dan menyenangkan untuk semua. Virus Corona membuat kami mendadak PJJ, dan disanalah proses percepatan kemajuan TIK terasa sekali. Belajar TIK menjadi penting agar kita sebagai guru tak tertinggal teknologi terkini.
Salam Blogger persahabatan
Omjay Guru Blogger Indonesia
Blog wijayalabs.com