Oleh: Ahmad Fikri Sabiq
Hampir dua tahun pandemi covid-19 melanda negeri ini dan tidak ada seorangpun yang bisa memberikan prediksi kapan berakhirnya. Sudah banyak problematika muncul dan kebijakanpun silih berganti demi terselesaikannya wabah ini. Ada banyak sektor terdampak dan salah satunya sektor pendidikan. Terhitung sejak Maret 2020, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara jarak jauh. Ini merupakan hal baru yang harus dihadapi dan dilakukan oleh para pendidik demi keberlangsungan proses pendidikan.
Ada banyak problematika yang muncul dari pembelajaran jarak jauh secara online ini. Seperti kesenjangan digital juga ada berbagai dampak lain seperti menurunnya karakter dan kualitas mutu pendidikan. Namun, selain memunculkan berbagai problematika, proses pendidikan pada masa pandemi ini juga memiliki dampak positif. Sebagaimana disampaikan oleh guru besar University of Applied Science dan Arts Hannover, Jerman, Prof. Dr. Gerhad Fortwengel, bahwa wabah korona ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan. Pendidikan tidak lagi dibatasi dengan sekat dinding persegi, namun proses pendidikan hadir dalam nuansa pendidikan yang menumbuhkan. Ada banyak ilmu dan pelajaran yang bisa didapatkan dari luar kelas.
Saat sebelum pandemi, banyak guru mungkin tidak mengenal aplikasi pembelajaran online. Namun, keharusan melaksanakan pembelajaran jarak jauh menuntut guru untuk belajar komunikasi dan cakap digital. Para guru juga memiliki banyak sarana belajar dan mengembangkan diri yang bisa diikuti seperti webinar, pelatihan online, dan sebagainya. Untuk mengikuti tantangan zaman ini, cakap digital merupakan sebuah keharusan. Kecakapan digital ini harus diikuti dengan peran-peran strategis guru. Salah satunya adalah melalui tulisan-tulisan yang ditulis di blog. Dalam hal ini, guru berperan layaknya seorang blogger yang menebarkan konten-konten pendidikan yang bermanfaat. Tujuan utamanya adalah recovery pendidikan melalui bidang literasi.
Di Indonesia, literasi menjadi penting. Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia dianggap rendah minat baca. Ada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia. Dilansir dari kumparan.com (24/1), minat baca buku orang Indonesia dianggap memprihatinkan. Hanya 1 dari 1.000 orang yang rajin membaca buku. Meskipun data tersebut, belum sepenuhnya benar atau salah, namun perihal literasi ini perlu mendapat perhatian lebih.
Nah, selanjutnya, peran guru blogger dalam hal meningkatkan literasi sebagai upaya recovery pendidikan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, menulis di blog pribadi secara rutin. Menulis merupakan skill. Ibarat berenang, kita belajar berenang dengan cara langsung praktik di air. Semakin banyak praktik, maka juga akan semakin lihai dalam berenang. Begitupun dengan menulis. Semakin sering menulis, maka skill tersebut akan semakin terasah. Guru blogger bisa menulis tentang hal-hal menarik yang ada di sekitar.
Kedua, guru blogger bisa mengisi blog dengan konten-konten pendidikan sesuai bidangnya. Misal kita guru matematika atau guru IPA, kita bisa menuliskan materi-materi pelajaran atau tips-tips ringan tentang materi tersebut di blog pribadi kita. Selanjutnya, kita juga bisa membagikan tulisan kita tersebut agar bisa dinikmati khalayak luas. Materi yang ditulis di blog ini memiliki akses keterbacaan sangat luas, lintas ruang dan lintas waktu.
Ketiga, membuat komunitas literasi. Pentingnya komunitas ini adalah untuk menjaga semangat dalam menulis. Tidak dipungkiri terkadang menulis terus menerus juga akan merasakan kelelahan dan kehilangan ide sehingga bisa menurunkan semangat dalam menulis. Nah, melalui komunitas ini bisa saling memberikan support dan juga bisa bertukar ide.
Keempat, aktif dalam kegiatan-kegiatan lomba menulis yang diadakan oleh berbagai pihak. Aktif berpartisipasi dalam kegiatan lomba ini akan menambah kepekaan tulisan dan kedalaman isi tulisan kita. Karena kita bersaing dengan para peserta lainnya sehingga kita dituntut untuk menulis sebaik mungkin.
Kelima, guru blogger bisa membuat branding diri sesuai kepakaran. Jadi misal kita adalah fisika, maka kita harus memperdalam keilmuan kita di bidang tersebut. Sehingga ketika publik yang bertanya tentang fisika, maka mereka akan selalu ingat kepada nama kita.
Demikian pembahasan tentang peran guru blogger dalam pemulihan pendidikan di Indonesia di masa pandemic Covid-19 ini. Kita tentu berharap wabah pandemi ini segera berakhir sehingga kehidupan bisa berjalan normal seperti semula. Semoga tahun 2022 menjadi tahun dimana dunia pendidikan akan melakukan recovery sehingga bisa terwujud pendidikan di Indonesia yang bisa melahirkan lulusan kompeten dan berkarakter.
memang harus inovatif dalam mengajar. salah satunya tentu saya menggunakan plastform blogger. diisi dengan artikel-artikel yang menyangkut dengan pendidikan