SURAT UNTUK NENEK
Bekasi, 11-Maret-2021
Jatibening Indah, Komplek Al. Jl.Haruku, Blok A No.30
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Gimana kabarnya, nek? Semoga sehat-sehat, ya. Aamin.
Aku mau cerita, tentang pengalamanku selama pandemi kali ini. Awal-awal pandemi, aku merasa enjoy aja gitu sama sekolah online, diem di rumah aja, dan kegiatan rumah lainnya. Waktu awal-awal masih belum pakai aplikasi Zoom Meeting. Jadi, waktu itu pakai aplikasi Google Classrom aja. Yang sering aku rasain saat itu bosen, karena kurang berinteraksi sama guru dan teman-teman secara virtual.
Setelah melewati masa-masa itu, akhirnya sekolah menyediakan fasilitas baru yaitu aplikasi dari sekolah. Waktu itu, aku seneng banget berasa ada semangat lagi gitu buat belajar. Karena, mau nyoba aplikasinya. Awal-awal merasa nyaman pas ngerjain tugas lewat aplikasinya. Semakin berjalannya waktu, aku mulai terbiasa sama fasilitasnya. Namun, aku tetap bersyukur karena menurut aku fasilitasnya itu bagus, lumayan praktis dan lengkap buat kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan waktu sekolah offline dan online itu lumayan banyak perbedaannya. Waktu masih sekolah offline, pasti persiapan untuk ke sekolah lebih awal. Misalnya, sarapan atau pun mandi lebih awal sebelum jam setengah 7. Pamitan juga sama orang tua minta tolong doain supaya dilancarkan, dan dimudahkan, dalam proses belajar di sekolah. Sebelum berangkat pasti harus mastiin seragam dan peralatan yang harus dipakai dan dibawa sudah lengkap. Seperti, sepatu, buku, tas, dan lain-lain.
Di sekolah pun pasti belajarnya tatap muka, kita belajar bersama dengan guru dan juga teman teman. Yang pasti, pas di sekolah itu seru. Namun, ketika kita sudah terbiasa dengan sekolah offline terkadang kita suka ngeluh bosen ketemu orang yang itu-itu aja. Biasanya ini tuh dinamakan kurang bersyukur. Terkadang aku juga lebih sering ngeluh dan kurang bersyukur pas di sekolah. Cuma ya aku usahain buat tetep bersyukur, karena aku pikir kalau aku bersyukur bakal semangat buat beraktifitas di manapun aku berada.
Suasana yang aku kangenin waktu sekolah offline adalah shalat berjamaah, makan bareng temen-temen, ngobrol secara langsung, suasana pas lagi pelajaran Tahfidz. Kalau di sekolah aku ada pelajaran Tahfidz kan, seperti membaca Al-Qur’an, hafalan surat, dan lain-lain. Entah kenapa walau berisik banget pas pelajaran itu, aku tetep seneng pas lagi baca Al-Qur’an terus dengerin guru yang lagi baca Al-Qur’an juga.
Nah, kalau pas pandemi bangunnya sama paginya sih. Karena harus shalat subuh kan. Abis shalat subuh biasanya buka jendela. Setelah PTS Semester 2 minggu lalu, aku mulai berfikir kenapa ya aku nilainya mulai turun, kenapa aku males bealajar, dan lainnya seputar masalah itu. Pada saat Hari Sabtu atau Minggu, malamnya itu aku cerita kan sama ibu aku tentang menyusun strategi gimana caranya saat PAS nanti nilai aku naik. Aku berdiskusi sama ibuku, sekitar 1 jam lebih sampai jam 21.30. Aku puas dengan yang aku diskusiin sama ibu aku, karena aku merasa aku cukup siap untuk menjalankan prosesnya.
Jujur, aku lumayan semangat untuk menjalankan prosesnya karena aku melibatkan Allah SWT. dalam prosesnya. Keluarga juga saling mendo’akan, dan menyemangati. Maksud aku dari melibatkan Allah SWT. adalah aku rutin membaca Al-Qur’an, rutin berdo’a sebelum belajar dan juga tidak lupa saat ujian sudah berdo’a dan memiiliki persiapan yang cukup. Akhir-akhir ini aku mulai memfokuskan diriku untuk beribadah dan belajar untuk PAS nanti. Walau masih lama, seenggaknya aku mulai ada peningkatan untuk mempersiapkannya jauh-jauh hari. InsyaaAllah ada peningkatan nantinya. Oke hanya sampai segitu saja yang mau aku ceritakan kepada nenek. Semoga nenek sehat selalu ya, sekian dari aku.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Cahyani Utami