Transformasi, Inovasi, dan Digitalisasi Pendidikan
Era dunia pendidikan saat ini sudah mulai bergeser mengikuti masa dan wes jamane kata orang jawa. Menjadi fifty – fifty, rasanya pergesaran pembelajaran saat ini nyata dan bertransformasi diri dengan sendirinya, tinggal bagaimana guru dapat menyeimbangkan pembelajaran konvensional dan digital.
Bukan hanya khayalan semata, ketika guru mulai menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik dari jam pertama hingga pulang layaknya cerita ataupun sebuah legenda. Guru yang berani merubah diri dengan bertransformasi, berinovasi, dan meyandingkan proses kegiatan pembelajaran secara konvensional dan digital layak menyandang predikat sebagai guru penggerak masa kini.
“Gurunya maju, sekolahnya laku”. Menjadi sebuah sorotan tersendiri dari sebuah nilai plus dan minus dimata umum ketika orang tua akan menjatuhkan pilihan pada sebuah lembaga dan pastinya ditunjang dengan segala sarana dan macam prasarana.
Sandang Guru Penggerak Masa Kini
Seiring perkembangan zaman, tak bisa kita pungkiri ketika melihat anak kecil generasi Alfa disekitar kita yang seiring tumbuh bersama di era digital, pastinya guru harus mau menerimanya dan mengolah pembelajaran sesuai dengan kebutuhan agar lebih menarik dan peserta didik selalu tertarik.
Berani berproses diri, bertransformasi, berinovasi, dan digitalisasi. Mau tidak mau, suka tidak suka guru dipaksa keluar dari zona nyaman untuk terus belajar dan menempa diri menghasilkan karya agar tak disebut monoton sebagai guru generasi baby boomer atau generasi milenial ketika sedang melaksanakan proses pembelajaran.
Mulai Maret 2020 virus corona masuk ke Indonesia, akibatnya tuntutan kepada guru lebih besar dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan secara konvensional sepenuhnya berubah, daring-luring-kombinasi menjadi pilihan sesuai kondisi.
Dukungan sarana prasarana yang lengkap ataupun tidak menjadi tanda tanya bagi sekolah khususnya guru itu sendiri yang minim alat dan jangkauan. Tanpa disadari, cara berfikir guru sudah mulai bergeser, bertransformasi dan berinovasi untuk terus melaksanakan proses pembelajaran sesuai kondisi lingkungan yang ada.
Rasanya, digitalisasi pembelajaran menjadi makanan wajib saat itu yang harus disuguhkan oleh guru kepada peserta didik setiap hari, ketika melaksanakan proses Belajar Dari Rumah (BDR). Entah guru itu mampu membuat media, konten pendidikan atau tidak tetapi menu tersebut harus ada entah bagaimana caranya.
Program Kemendikbudristek Akun Pembelajaran
Serta merta tak lepas begitu saja, Kemendikbud juga sudah memfasilitasi dengan menerbitkan Akun Pembelajaran yang merupakan akun elektronik yang memuat nama akun (user ID) dan akses masuk akun (password) yang dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan sebagai sarana dan prasarana untuk mengakses layanan atau aplikasi pembelajaran berbasis elektronik.
Digitalisasi pembelajaran yang disematkan pada Akun Pembelajaran akan digunakan untuk mengakses aplikasi-aplikasi resmi Kemendikbud sesuai struktur satuan pendidikan masing-masing pengguna. Tinggal bagaimana guru mengaplikasikannya.
Apakah proses pembelajaran yang sudah mulai bertransformasi, berinovasi, dan digitalisasi akan terhenti ketika pembelajaran benar-benar dilaksanakan secara normal dan kembali ke pembelajaran konvensional? Semuanya kembali kepada diri pribadi guru masing-masing. Ikuti Seleksi Calon Guru Penggerak Kemendikbudristek.
Mampukah? Mampu dan semampunya dulu! Kapan? Bagaimana Caranya?
Sejak dulu hingga kini dan sampai kapanpun tak akan terganti metode konvensional yang dilakukan guru sebagai penghantar proses pembelajaran.
Berdasar dari buku bahan ajar dan diperjelas dengan media digitalisasi, video, konten, artikel dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan guru untuk bertransformasi dan berinovasi dalam memberikan isi materi agar lebih menarik dan jelas.
Rasanya tuntutan-tuntutan guru untuk berani merubah diri, pola pikir, mengolah cara dan bagaimana saat ini sudah pada era dan zamannya. “Semampunya dan sebisanya dulu” ucap Diyan Shodik Nurhadi selaku Admin blog Guru Dikdas Lamongan yang juga mengajar di SD Negeri Bantengputih Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan. Setahap demi setahap meski lamban dan pasti dengan apa yang ingin dikuasai adalah titik awal kedua setelah menancapkan keinginan untuk bermatmorfosis menjadi guru penggerak dimana saja dan kapan saja.
Kapan dan bagaimana caranya, semua itu kembali pada guru itu sendiri untuk terus menggugah diri, terus bergerak, belajar, bertransformasi, berinovasi, dan digitaslisasi melihat generasi Alfa yang semakin kritis saat ini.
“Jadilah Guru Penggerak yang selalu dinanti siswa dan siswi“
Profil Penulis
Diyan Shodik Nurhadi H, S.Pd
Guru SD Negeri Bantengputih Kecamatan Karanggaeneg Kabupaten Lamongan.
Simak profil penulis selengkapnya pada tautan berikut: Tentang Guru Dikdas Lamongan.
Disclaimer
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Dalam Rangka Memperingati Sumpah Pemuda Tahun 2021 yang diadakan oleh Ikatan Guru TIK PGRI bekerjasama dengan Komunitas Guru TIK/KKPI (KOGTIK) dan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) dengan tema “SUDAH LAYAKKAH SAYA MENJADI GURU PENGGERAK INDONESIA?”.
terima aksih sdh berbagi