Siang ini cuaca di Sekolah panas sekali, padahal saya sedang berada di dalam kelas yang ber-AC. Namun panas matahari di siang hari ini benar-benar terik. Duduk sendiri di dalam kelas yang sudah hampir 3 bulan tidak ada siswanya, karena pandemi mengakibatkan semua aktifitas siswa dilakukan dalam rumah. Lalu kenapa saya ada di Sekolah? Piket mewajibkan saya untuk datang ke Sekolah, minimal seminggu satu kali sesuai kesepakatan bersama dengan guru-guru yang lain.
Makan dan Sholat Zuhur sudah, jam mengajarpun sudah selesai sejak tadi jam 12.00. “gumamku dalam hati”
Saya buka Laptop biru yang sudah menemani saya hampir 8 tahun sebagai guru. Saya cari dan buka aplikasi Ms Word yang niatnya Saya ingin menuliskan sesuatu di dalamnya. Sambil menunggu aplikasi Ms Word terbuka, diluar kelas ada yang memanggil.
Indra lu udah makan, “Suara Ms Anne terdengar walaupun tanpa membuka pintu“.
Udah! “Jawabku singkat” dan suara Ms Anne tidak terdengar lagi.
Ms Anne rekan seprofesi saya di tempat saya bekerja. Ms Anne itu Guru yang mengajar di kelas 5, tetanggaan sama Saya yang kebetulan mengajar kelas 6, yang tidak pernah berubah semenjak Saya mengajar di Sekolah ini. Berbeda dengan Ms Anne yang baru bergabung ke Sekolah ini pada tahun ajaran ini, jadi jika mau dibuat senioritas pasti Saya lebih senior dari Ms Anne di Sekolah ini, tapi jika dilihat dari pengalaman mengajar Ms Anne jauh lebih senior dari Saya, Karena Ms Anne sudah menjadi Guru selama 11 tahun dan sudah berpengalaman mengajar diberbagai Sekolah di Jakarta.
Laptop biru jadul ini benar-benar lemot, masa untuk membuka Ms Word saja lama sekali. “huhhh… rujukku”
Wajar saja Lemot, Laptop ini Saya beli saat adik Saya yang bernama Irfan berulang tahun yang ke 17, tepat 11 tahun yang lalu. Saat pertama Saya beli Laptop biru ini sangat canggih, namun saat Irfan sudah bekerja dan bisa beli laptop sendiri laptop ini tidak terpakai lagi. Akhirnya laptop ini berpindah pemilik ke Saya sejak 8 tahun yang lalu. Walaupun lemot laptop biru ini banyak membantu Saya dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan. Laptop ini dapat membantu saya membuat Silabus, RPP, Materi, Soal-soal, Menghitung penilaian, Mengetik narasi raport serta berselancar di dunia maya bisa dilakukan laptop biru ini, walaupun Saya sebagai penggunanya harus menahan sabar yang berkali-kali lipat. Belum lagi saat mati listrik yang mengakibatkan laptop biru ini juga ikut mati, karena laptop biru ini tidak ada baterai di bawahnya. Sehingga laptop biru ini harus dicolok ke stop kontak agar bisa digunakan. Jika hanya mati saja Saya tidak masalah, yang menjadi masalah untuk Saya adalah saat Saya sedang mengetikkan sesuatu dan seketika mati listrik, ditambah lagi ketikan belum di save. Ahhhh… kesalnya!!
Yeeeyyy… Ms Word sudah ada tanda kedip-kedipnya, tanda siap untuk mengetikkan kata demi kata. “Bahagianya Aku !“.
Saat laptop sudah menampilkan aplikasi Ms Word, serta Ms Word sudah siap untuk menerima kata demi kata dari jari-jari ini, datang masalah baru! Saya itu tidak bisa mengetikkan kata demi kata jika memang tidak ada pekerjaan yang ingin dikerjakan. Otak ini seakan diam saat Saya ingin ajak untuk menuliskan sesuatu diluar profesi Saya. Namun otak ini akan berlari kencang saat yang dikerjakan adalah tugas seorang Guru. Kenapa seperti itu? Saya juga tidak tahu, namun jika ingin dicari tahu, mungkin karena otak ini malas berfikir sehingga terjadilah malas menulis dalam diri atau otak ini mau berfikir namun Saya memang yang tidak ada bakat menulis sehingga tidak akan jadi tulisan apapun, hanya ada kursor yang berkedip-kedip pada aplikasi Ms Word yang sedang menunggu kata yang akan ditulis.
Ting..tung..ting..tung… Suara pesan masuk ke aplikasi Whatsapp di smartphone yang ada di sebelah Saya mengalihkan fokus Saya sejenak terhadap aplikasi Ms Word yang memang masih bersih putih.
Mr, Hari ini kita jadi rapat ya di madrasah. “Ku baca pesan Whatsaap dari Adi temanku”
Siap. “Jawabku singkat“