
Omjay di kebun Bunga

Seorang kawan berkeluh kesah di WA Groupnya. Katanya kehabisan ide dalam menulis dan merangkai kata. Beliau bingung untuk menulis apa?. Akhirnya, tidak ada satupun tulisan yang bisa tayang. Sungguh sangat disayang! Padahal tulisannya akan banyak dikenang. Bila kita merasakan kasih sayang.Seperti omjay yang ada di kebun bunga sekarang.
Bagi saya ide menulis ada dimana-mana. Talenta merangkai kata harus dimulai dari ketajaman panca indra kita. Mata, Kulit, Telinga, Hidung, dan Lidah harus kita gunakan bila kita kehabisan ide dalam menulis, dan merangkai kata. Panca indra adalah alat-alat tubuh yang mempunyai fungsi untuk mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut juga dengan panca indra, karena terdiri dari lima indra yakni indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
Setiap manusia sudah dianugrahi panca indra oleh Sang maha pencipta. Hal ini agar kita dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan menggunakan panca indera. Bersyukurlah kita sebagai manusia yang telah dianugrahi oleh Sang maha pencipta. Kegiatan merangkai kata dapat dimulai dari panca indra kita.
Hari ini pun saya sempat kehabisan ide dalam menulis cerita. Biasanya saya memulainya dengan 3 alinea saja. Lalu saya kembangkan menjadi beberapa alinea yang saling terkait dengan menggunakan panca indra. Contohnya saya akan menulis dengan tema merayakan hari sumpah pemuda.
Merayakan Sumpah Pemuda di Tengah Pandemi Covid-19
Pembukaan
Bulan Oktober sebentar lagi akan tiba. Semestinya kita sudah bisa bersuka cita. Namun Corona masih saja merajalela. Korbannya masih terus meningkat saja.
Isi
Sedih juga melihatnya. Siapa yang terkena virusnya akan diminta isolasi mandiri. Kakak kandung saya, suami istri dan anaknya yang masih SMP positif covid-19. Mereka sudah diswab dan masih isolasi mandiri di rumahnya.
Penutup
Semoga wabah covid-19 segera sirna dan kita bisa merayakan hari sumpah pemuda dengan suka cita. Aamiin.
Begitulah cara saya bila kehabisan ide dalam menulis. Kita buat saja dulu 3 alinea saja. Baru kemudian kita kembangkan menjadi beberapa alinea yang bermakna. Gunakan 5 panca indra anda dalam membuat cerita dan berita. Hasilnya menjadi seperti di bawah ini.
Bagaimana Merayakan Sumpah Pemuda di Tengah Pandemi Covid-19?
Pembukaan
Selamat siang kawan-kawan pembaca. Siang apa malam ya? Terserah anda saja deh, hahaha. Pokoknya selalu sehat bersama keluarga tercinta. Bulan Oktober sebentar lagi akan tiba. Semestinya kita sudah bisa bersuka cita. Namun Corona masih saja merajalela di dunia. Korbannya masih terus meningkat saja. Kita terpaksa menerapkan lauk daun eh lockdown di beberapa kota. Termasuk juga di DKI Jakarta. Warnanya bukan lagi memerah, tetapi semakin menghitam saja.
Isi
Sedih juga melihatnya. Siapa yang terkena virusnya akan diminta isolasi mandiri. Kakak kandung saya, suami istri dan anaknya yang masih SMP positif covid-19. Mereka sudah diswab dan masih isolasi mandiri di rumahnya.Rumah sakit sudah mulai penuh.Kalau tidak diantisipasi, akan semakin banyak korbannya. Mereka rata-rata korban tanpa gejala. Jadi berhati-hatilah.Sebab mereka tidak terlihat sakit dan badannya segar bugar.
Seperti kakak saya, Dia tidak tahu dimana ketularannya. Sebab kemana saja pakai masker dan mengikuti aturan protokol kesehatan. Kakak saya mulai mengingat kembali, dimana saja dia pergi dan mengunjungi siapa saja. Kebetulan kakak baru saja pindah kantor. Kabarnya di kantor telkom memang ada yang sudah meninggal terkena covid-19. Jadi, teman di kantor bisa jadi yang menularkannya. Orang tanpa gejala sekarang sudah tak terhitung jumlahnya. Kita jangan sampai terkena virusnya.Ikuti terus aturan protokol kesehatannya.
Peringatan hari sumpah pemuda sekaligus bulan bahasa sudah di depan mata. Namun, makan tak enak tidurpun tak nyenyak. Padahal tak ada nyamuk-nyamuk nakal menghinggapi kulit sawo matang ini. Mulut terasa terkunci. Lidah terasa kelu, dan hidungpun tak bisa mencium bau kentutku.Sementara kuping aku tutup rapat-rapat dari obrolan orang yang mengumpat. Aku akan menutup mata dari omongan orang tentang penderita covid-19. Biar mereka nanti merasakannya bila tak ikuti aturan.
Biarlah kumeriahkan sumpah pemuda ini di dalm kamar bersama keluarga tercinta. Aku akan banyak menulis cerita dan berita di bulan bahasa ini. Sampai aku berkata kepada Tuhan, Ya Tuhan! Aku kehabisan ide dalam menulis.
Penutup
Semoga wabah covid-19 segera sirna dan kita bisa merayakan hari sumpah pemuda dan bulan bahasa dengan suka cita. Bahasaku bahasa Indonesia. Mari kita merayakannya dengan berdoa bersama. Semoga virus covid-19 ini segera sirna dari bumi Indonesia dan dunia. Aamiin.
Begitulah cara saya bila kehabisan ide dalam menulis. Anda pasti punya cara lainnya. Ada banyak cara agar kita tak kehabisan ide dalam menulis. Kalau anda senang membaca dan menggunakan panca indra, pasti anda tak akan pernah berkata, “Ya Tuhan! Saya Kehabisan Ide Dalam Menulis”.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Keren, terimakasih Om Jay masukan idenya…
Sangat menginspirasi…
menginspirasi..tulisan ringan dan mudah dipahami…terimakasih Coach
Ada yang tersinggung nih Om.
Ada saja ya Omjay, ide untuk menulis
Mantap om jay