Ngobrol santai bareng penulis sukses memang asyik. Kita menjadi ketularan kesuksesan mereka. Motivasi menulis menjadi bertambah. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat.
Semakin malam semakin seru. Begitulah suasana santai ikut ngobrol dengan para penulis sukses. Sekitar 30 orang guru ikut hadir dalam acara ngobrol santai bareng Omjay. Kita berkumpul secara online melalui aplikasi zoom.
Saya sudah upload di youtube rekamannya. Semoga bisa ditonton dan dinikmati bagi anda yang ingin sukses menjadi penulis. Nikmati prosesnya, dan terus belajar menulis setiap hari.
Kesuksesan seorang penulis dimulai dari menerbitkan buku di penerbit mayor. Sebab mereka tidak mengeluarkan uang untuk mencetak buku. Mereka mendapatkan royalty buku selama 6 bulan sekali. Dalam setahun bisa 2 kali dapat. Semakin banyak yang beli bukunya, maka semakin banyak royalty buku yang diterima.
Supaya bukunya laku, seorang penulis buku harus ikut memasarkan bukunya. Sehingga ikut menikmati keuntungan dari penjualan langsung.
Mereka yang kreatif akan membuat panggung atau kegiatan yang dapat meningkatkan oplah penjualan bukunya. Salah satunya dengan kegiatan bedah buku atau intip buku.
Buku adalah mahkota seorang penulis. Bagi mereka yang menetbitkan buku dengan biaya mandiri tentu ada seninya. Saya menyebutnya seni memasarkan buku. Kita menjadi kreatif dan inovatif dalam memasarkan buku.
Awalnya saya agak pemalu memasarkan buku sendiri. Sebab kualitas buku yang diterbitkan masih belum bagus. Namun, kepercayaan diri muncul ketika saya menyaksikan tukang penjual keliling memasarkan dagangannya.
Mereka selalu percaya bahwa barang dagangannya akan laku dibeli orang. Setiap hari mereka menjajakan dagangannya. Ada yang menjual makanan dan minuman. Ada juga berupa barang lainnya.
Inspirasi dari pedagang keliling itu membuat saya tak lagi malu menjual buku. Baik secara online maupun offline.
Sekarang ini saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi narasumber webinar di tingkat nasional. Pemasukan datang dari pintu yang tak terduga datangnya.
Ikut berkumpul dengan para penulis sukses, membawa lamunan saya ke beberapa tahun silam.
Buku yang saya tulis ditolak penerbit mayor. Lebih dari 10 penerbit terkenal menolak karya tulis saya. Sampai suatu ketika saya bertemu Prof. Conny Semiawan. Beliau memberikan masukan agar buku mengenal penelitian tindakan kelas yang saya buat bersama pak Dedi Dwitagama saat itu untuk segera direvisi.
Saya minta tolong pak Agus Sampurno untuk menambahkan gambar komik atau karikatur di dalam buku tersebut. Alhamdulillah semakin menarik untuk dibaca.
Buku saya kirimkan ke penerbit Indeks Jakarta. Alhamdulillah buku mengenal PTK diterima tanpa catatan. Saya diminta menandatangani mou atau nota kesepahaman antara penerbit dan penulis.
Itulah pengalaman yang tak pernah terlupakan. Berkat buku Mengenal PTK kami keliling Indonesia. Tawaran menjadi narasumber tak pernah tiada henti.
Hal yang sangat berkesan ketika kami penulis buki diundang ke Serambi Mekah Aceh. Di sana kami belajar dan berbagi ilmu dengan para guru tangguh berhati cahaya. Setelah itu kami traveling di kota Banda Aceh dan menikmati wisata kulinernya.
Saat mendapatkan royalty, saya dan pak Dedi membeli iPad Apple untuk memudahkan kami menulis dimana saja dan kapan saja.
Itulah sedikit cerita yang sudah berulangkali saya tuliskan untuk memberikan semangat dan motivasi menulis buat para guru di PGRI.
Ngobrol santai bareng para penulis sukses semalam, membuat saya melakukan refleksi diri untuk terus memperbaiki diri.
Semalam saya belajar dari pengalaman ibu Maria dari Cibitung dan ibu Siti Fatimah dari Mojokerto yang telah sukses menerbitkan bukunya di penerbit mayor. Tak ada cara lain untuk bisa menulis selain belajar menulis setiap hari. Perlu kesabaran tingkat dewa akan buku kita diterima penerbit besar. Begitulah kata mereka.
Senang rasanya melihat kebahagiaan yang didapatkan dari para penulis yang sudah sukses menerbitkan bukunya tanpa biaya. Mereka juga mendapatkan manfaat dari buku yang dituliskannya. Bahkan sudah ada yang menjadi narasumber di tingkat lokal. Semoga terus berkembang menjadi narsum tingkat nasional.
Pengalaman lainnya saya dapatkan dari bu Kanjeng dan Cak Imin serta pak Brian dan bu Aam. Mereka adalah contoh nyata dari para penulis sukses yang mampu menerbitkan bukunya di penerbit indie. Buku mereka banyak yang pesan dan dinikmati para pembaca setianya.
Saya tak mau terlalu banyak menuliskannya. Supaya anda nanti menonton lengkap siaran ulangnya di http://youtube.com/wijayalabs.
Sampai sini dulu ya! Istri mengajak jalan-jalan pagi. Sudah lama kita tidak berolahraga pagi bersama. Jalan kaki keliling kompleks di pagi hari segar rasanya.
Salam Blogger persahabatan